Di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat ini eksis sebuah kesenian yang tradisional menarik perhatian yakni Jaran Bodhag. Kesenian ini merupakan turunan dari seni tari Jaran Kencak, namun dengan perbedaan yang mencolok pada penggunaan properti yang menjadi ciri khasnya.
Bila Jaran Kencak menggunakan kuda asli sebagai properti utama, Jaran Bodhag justru menggunakan kuda mainan atau kuda tiruan seperti kuda asli. Kudanya terbuat dari bahan rotan dan kayu, menyerupai kepala kuda yang cukup besar. Memiliki tampilan yang unik, kesenian khas daerah ini menjadi warisan budaya Indonesia dengan dengan daya tarik tersendiri.
Konon, Jaran Bodhag lahir sejak zaman Kerajaan Majapahit dan diciptakan seorang tokoh bernama Mbah Namengjoyo. Sedangkan sumber lain yang menyebutkan bahwa Jaran Bodhag mulai muncul pada awal masa Kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Kesenian Tayub, Merayakan Tradisi dan Kebersamaan di Blora
Melansir dari probolinggokota.go.id, salah satu ciri khas kesenian ini adalah pementasannya yang dilakukan dalam bentuk arak-arakan. Para pemain mengenakan kostum yang gemerlap dan penuh warna, yang dirancang untuk menarik perhatian penonton.
Kostum ini membuat pemainnya terlihat lebih mencolok, menyatu dengan semarak iringan musik yang menghidupkan suasana. Musik yang mengiringi pertunjukan ini biasanya melibatkan alat musik tradisional seperti kenong telo, serta tambahan alat musik sronen khas Madura yang memberikan sentuhan khas dan mengalun merdu.
Pementasan Jaran Bodhag biasanya dilakukan pada berbagai acara adat atau upacara-upacara tradisional di desa-desa di Probolinggo. Para pemain yang berada di atas kuda tiruan ini bergerak lincah dan enerjik, menari dengan gerakan yang seolah-olah menghidupkan kuda tiruan. Diiringi alunan musik yang riang dan koreografi yang menawan, Jaran Bodhag menjadi salah satu bentuk hiburan rakyat yang sangat digemari di daerah ini.
Baca juga: Menyelisik Mak Yong, Kesenian Teater Tradisional Riau
Jaran Bodhag pun telah diakui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), 17 Oktober 2014, sebagai sebuah penghargaan yang mengakui pentingnya kesenian ini dalam keberagaman budaya Indonesia. Penetapan ini telah mengangkat seni budaya Probolinggo serta menambah kebanggaan masyarakat atas tradisi yang mereka warisi.
Pertunjukan seni inu menjadi simbol kearifan lokal yang terus dilestarikan, menunjukkan kekuatan budaya Probolinggo yang kaya dan unik. Sebagai sebuah seni yang menggabungkan gerakan tari, musik, dan kerajinan tangan dalam bentuk properti, Jaran Bodhag tetap menjadi salah satu kekayaan budaya yang patut dibanggakan masyarakat Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)