By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Keunikan Arsitektur Tongkonan, Rumah Warisan Adat Toraja
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Keunikan Arsitektur Tongkonan, Rumah Warisan Adat Toraja
Warisan Budaya

Keunikan Arsitektur Tongkonan, Rumah Warisan Adat Toraja

Anisa Kurniawati
Last updated: 11/02/2025 03:26
Anisa Kurniawati
Share
Rumah Tongkonan bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol status sosial dan pusat aktivitas adat. Foto: authentic-indonesia.com
SHARE

Rumah Tongkonan merupakan rumah adat khas suku Toraja di Sulawesi Selatan. Keunikannya terletak pada bentuk atap yang melengkung menyerupai perahu, mencerminkan sejarah leluhur mereka yang bermigrasi menggunakan perahu. 

Nama “Tongkonan” berasal dari kata “tongkon” yang berarti “duduk”. Hal ini mengacu pada fungsi rumah ini sebagai tempat berkumpulnya pemimpin adat dan keluarga besar.

Rumah ini tidak dimiliki secara individu, melainkan diwariskan turun-temurun. 

Tongkonan juga mencerminkan kepercayaan Aluk Todolo yang membagi kehidupan ke dalam tiga bagian: dunia bawah, dunia tengah, dan dunia atas.

Struktur rumahnya pun dibangun berdasarkan filosofi ini, dengan tiga bagian utama: kaki (landasan), badan rumah, dan atap.

Ciri Khas Rumah Adat Tongkonan

Rumah adat Tongkonan memiliki beberapa karakteristik unik. Beberapa diantaranya yaitu memiliki atap melengkung seperti perahu dengan ujung yang menyerupai busur.

Bentuk ini melambangkan perjalanan leluhur Toraja melalui laut sebelum menetap di Sulawesi.

Di bagian depan rumah, terdapat patung kepala kerbau yang melambangkan status sosial pemilik rumah. Semakin banyak patung kepala kerbau, semakin tinggi kedudukan pemiliknya.

Terdapat tiga jenis kerbau yang dijadikan patung, yakni kerbau hitam, putih, dan belang.

Rumah Tongkonan dihiasi dengan motif khas seperti spiral, geometri, serta gambar kepala kerbau dan ayam jantan. Warna yang mendominasi adalah merah (melambangkan kehidupan), kuning (anugerah Tuhan), hitam (kematian), dan putih (kesucian).

Rumah Tongkonan dibangun dengan teknik sambungan kayu tanpa menggunakan paku. Material utamanya adalah kayu ulin dan jati, yang terkenal kuat dan tahan lama.

Baca juga: Mengenal Lolai, Negeri di Atas Awan Tana Toraja

Jenis-Jenis Rumah Tongkonan

Ada beberapa jenis-jenis rumah tongkonan yang memiliki fungsi berbeda:

  • Pertama Tongkonan Layuk yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kekuasaan.
  • Kedua Tongkonan Pekamberan yang berfungsi sebagai tempat pelaksanaan aturan adat.
  • Ketiga Tongkonan Batu A’riri yang merupakan rumah biasa.

Penghuni rumah ini tidak memiliki jabatan atau otoritas dalam adat. Rumah lebih sebagai tempat pembinaan bagi anggota keluarga yang merupakan keturunan dari pembangun pertama. 

Ada tiga bagian utama dari ruangan rumah Tongkonan:

Pertama, Banua Sang Borong atau Sang Lanta. Merupakan area terbuka tanpa sekat yang digunakan untuk berbagai kegiatan sosial yang melibatkan banyak orang.

Kedua, Banua Duang Lanta yang terdiri dari Sumbung sebagai tempat istirahat. Kemudian ada bagian Sali yang berfungsi, sebagai tempat memasak, makan, serta tempat penyimpanan jenazah selama prosesi upacara adat.

Ketiga, Banua Talung Lanta. Bagian ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tangdo untuk tempat tidur bagi gadis-gadis yang belum menikah. Kedua, Sali yang merupakan ruang tamu utama keluarga. Lalu, Sumbung, sebagai kamar utama bagi kepala keluarga dan istrinya. 

Rumah Tongkonan bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol status sosial dan pusat aktivitas adat yang diwariskan turun-temurun masyarakat Toraja.

Dengan keunikan arsitektur serta fungsinya yang beragam, rumah adat ini merupakan warisan budaya yang bernilai tinggi.

You Might Also Like

Dayok Binatur, Kuliner Penuh Makna dari Suku Simalungun

Sejarah Panjang Hari Batik Nasional 2 Oktober

Kerajinan Perak Kotagede, Memadukan Tradisi dan Inovasi

Mencicipi Pecel Pitik Kuliner Khas Suku Osing Banyuwangi 

Dari Pulau Sumba untuk Dunia: Keajaiban Tenun Ikat Sumba

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Sumenep Siap Jadi Tuan Rumah Kerapan Sapi Piala Presiden
Next Article Asep Sunandar Sunarya, Maestro Wayang Golek yang Mendunia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?