Masyarakat Tuban, Jawa Timur, ternyata memiliki camilan tradisional unik bernama Ampo Tuban, yang dibuat dari tanah liat pilihan. Camilan ini memiliki bentuk yang menyerupai wafer rol dengan warna coklat kehitaman.
Bagi sebagian orang, Ampo mungkin terlihat tidak biasa. Namun, Masyarakat Tuban percaya bahwa Ampo memiliki khasiat yang menyehatkan tubuh sejak dahulu.
Menurut beberapa sumber, ampo dibuat mbah Rasimah sejak zaman penjajahan Belanda. Saat ini dikembangkan Sarpik yang merupakan generasi kelima.
Dianggap Berkhasiat
Ampo Tuban terbuat dari tanah liat yang harus bebas dari kontaminasi. Tanah liat ini memiliki tekstur lembut, dan tidak mengandung pasir atau kerikil.
Secara tradisional, masyarakat Tuban percaya bahwa Ampo memiliki khasiat yang menyehatkan. Tanah liat yang steril ini membantu melindungi tubuh manusia dari serangan virus dan bakteri.
Tanah liat juga dapat mengikat zat berbahaya seperti mikroba, patogen, dan virus. Sehingga memberikan efek menenangkan bagi perut.
Maka dari itu sering dijadikan makanan favorit bagi wanita hamil yang mengidam. Caranya ampo direndam dalam air minum, dan hasil rendamannya diminum setelah beberapa saat.
Ampo juga memiliki nilai spiritual dalam budaya Tuban, hingga dijadikan sesajen dalam upacara seperti larungan dan sedekah bumi. Alasannya karena dipercaya bahwa leluhur masyarakat Tuban juga senang mengonsumsi Ampo.
Bac juga: Menikmati Pantai dan Hutan Pantai Sowan Tuban
Proses Pembuatan
Proses pembuatannya melibatkan penumbukan tanah hingga padat. Kemudian tanah itu diserut menjadi gulungan tipis dan dipanggang di atas bara api selama sekitar 4 jam.
Untuk membuat ampo, hanya memakai tanah liat hitam yang dipilih selektif, terutama yang tidak mengandung kerikil. Tanah liat hitam ini biasa didapatkan dari lahan persawahan atau tanah telaga.
Proses pembuatan adonan ampo mirip dengan adonan jajanan lainnya, yaitu ditambahkan air agar mudah dibentuk. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Ambil dan pilih tanah liat yang akan digunakan sebagai adonan.
- Pisahkan kerikil dari tanah dengan menyaringnya, seperti proses penyaringan dalam pembuatan kue. Tanah halus dipilih untuk membuat adonan ampo.
- Setelah adonan siap, bentuk menjadi kotak seperti batu bata, tetapi dengan volume lebih besar. Adonan ini kemudian dikeraskan dan dikeringkan.
- Bentuk adonan yang telah menjadi kotak atau balok menjadi stik.
- Kerik adonan berbentuk kotak dengan pisau hingga menggulung seperti stik.
- Panggang adonan yang telah menggulung hingga mengeras dan kering. Proses pemanggangan menggunakan wajan di atas tungku kayu tanpa tambahan bahan lain.
- Setelah matang, ampo siap disajikan.
Ampo khas Tuban memiliki rasa gurih yang mirip dengan kacang tanah dan bisa dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu.
Salah satu camilan tradisional yang unik dan ikonik dari Kabupaten Tuban ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada tahun 2024. (Dari berbagai sumber)