By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Khanduri Pang Ulee, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Aceh
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Khanduri Pang Ulee, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Aceh
Tradisi

Khanduri Pang Ulee, Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Aceh

Anisa Kurniawati
Last updated: 25/02/2025 02:28
Anisa Kurniawati
Share
Foto: cityawesome.com
SHARE

Khanduri Pang Ulee, adalah salah satunya adalah perayaan Maulid Nabi disebut Khanduri Pang Ulee.

Tradisi ini bukan sekadar bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi ajang mempererat silaturahmi dan memperkuat ketakwaan masyarakat.

Dalam bahasa Aceh, “khanduri” berarti kenduri atau perjamuan, sementara “Pang Ulee” berarti pemimpin atau tokoh penting. Perayaan Maulid Nabi di Aceh telah menjadi bagian dari warisan budaya Islam yang berlangsung turun-temurun. 

Perayaan ini dilakukan secara istimewa, karena tidak hanya berlangsung selama satu bulan, melainkan hingga tiga bulan.

Biasanya dilaksanakan pada Rabiul Awal (Buleun Maulod), Rabiul Akhir (Buleun Adoe Maulod), dan Jumadil Ula (Buleun Keumun Maulod). Khanduri Pang Ulee menjadi puncak dari berbagai kegiatan keagamaan selama bulan Maulid. 

Proses Pelaksanaan Khanduri Pang Ulee

Bagi masyarakat Aceh, Khanduri Pang Ulee bukan sekadar perayaan biasa, tetapi refleksi kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai “Pang Ulee” atau penghulu para nabi. 

Maka dari itu, khanduri Maulid di Aceh tidak dilakukan secara sederhana, tetapi dengan persiapan yang matang.

Persiapan bahkan dimulai jauh sebelum bulan Rabiul Awal. Biasanya tradisi ini di gelar di tempat ibadah atau meunasah, pusat aktivitas keagamaan desa. 

Salah satu hidangan khas yang selalu dimasak dalam perayaan ini adalah kuah beulangong. Hidangan berbahan dasar daging dan rempah-rempah khas Aceh ini dimasak dalam kuali besar oleh para lelaki desa. 

Proses memasak berlangsung di halaman meunasah dan sering kali diiringi dengan kegiatan meudike, yaitu berdzikir dan bershalawat bersama. Sementara itu, ibu-ibu menyiapkan kue-kue tradisional seperti timphan dan bu kulah. 

Baca juga: Tradisi Kirab Lemper Raksasa dalam Rebo Wekasan di Bantul

Makanan ini nantinya dikemas dalam wadah besar yang disebut talam, yang nantinya ditutup dengan sanget, penutup berbentuk kerucut dari anyaman bambu.

Hidangan dalam talam terdiri dari nasi, kuah beulangong, kue tradisional, dan lauk-pauk lainnya. 

Terkadang, satu hidangan Maulid bisa terdiri dari 60 piring dan cukup untuk dinikmati oleh seluruh warga kampung. Semua makanan ini kemudian dibawa ke lokasi acara. 

Pada puncak acara, hidangan disusun rapi di atas tikar dan diatur sesuai dengan asal gampong para tamu undangan.

Mereka akan duduk bersama dan menikmati hidangan. Khanduri Pang Ulee adalah salah satu tradisi khas Aceh yang masih lestari hingga kini. 

Selain menjadi ajang memperingati Maulid Nabi, tradisi ini juga berperan dalam memperkuat persaudaraan dan nilai-nilai gotong royong dalam masyarakat.

You Might Also Like

5 Kebudayaan Unik Suku Mentawai di Sumatera Barat

Keseruan Perang Tombak Kayu Pasola Ala Masyarakat Sumba 

Lomba Kelotok Hias Aset Wisata Kota Waringin Barat

Kuang, Kearifan Lokal Suku Toraja Dalam Merawat Air

Sistem Kasta dalam Tradisi Pernikahan Toraja Rampanan Kapa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Memperingati Kematian Cucu Nabi dalam Tradisi Tabuik 
Next Article wisata wonosobo Taman Rekreasi Kalianget, Wisata Pemandian Air Panas
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?