Pulau Komodo terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan tempat habitat asli binatang purba komodo. Dikenal memiliki keindahan menakjubkan, Pulau Komodo ternyata memiliki legenda dan sejarah yang populer di kalangan masyarakat.
Salah satu legenda yang terkenal di masyarakat adalah tentang kisah asmara Putra Naga dan Majo. Legenda ini menceritakan Putri Naga yang melahirkan seekor bayi naga.
Bayi Naga
Dikisahkan tinggal seorang perempuan gaib bernama Putri Naga. Putri ini dikenal akan kecantikannya yang kemudian menikah dengan Majo, pemuda asal pulau seberang.
Dari pernikahan tersebut, Putri Naga hamil dan melahirkan anak kembar yakni seorang bayi laki-laki dan seekor bayi naga. Bayi laki-laki diberi nama Gerong dan dibesarkan di antara manusia.
Sementara kembarannya yang berwujud naga diberi nama Orah dan dibesarkan di tengah hutan. Sejak kecil Gerong dan Orah dipisahkan sehingga mereka tak saling mengenal satu dengan lainnya.
Suatu hari setelah mereka dewasa Gerong sedang berburu di hutan. Dengan berbekal tombak, Gerong berhasil membunuh seekor rusa. Namun saat Gerong mengambil hasil buruannya, tiba-tiba muncul seekor kadal raksasa yang berusaha mengambil rusa itu.
Melihat hal itu, Gerong langsung mengangkat tombak hendak membunuh kadal raksasa tersebut. Namun tiba-tiba muncul sosok gaib Putri Naga. Sang Putri Naga memberitahu jika kadal yang akan ia bunuh adalah saudara kembarnya.
“Jangan bunuh hewan ini, dia saudara perempuanmu, Orah. Aku-lah yang melahirkan kalian. Anggaplah dia sesamamu karena sejatinya bersaudara kembar,” kata Putri Naga kepada Gerong.
Sejak saat itu masyarakat sekitar selalu memperlakukan komodo sebagai saudara. Hingga kini, masyarakat menyayangi hewan ini. Itulah cerita legenda singkat dari asal muasal hewan Komodo.
Penemuan & Sains
Selain dikenal karena legendanya. Konon Komodo ditemukan oleh Letnan Jacques Karel Henri van Steyn van Hensbroek pada tahun 1910. Saat itu ia ditempatkan di Pulau Flores Indonesia timur oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Dia kemudian penasaran dengan kabar burung bahwa ada buaya darat yang cukup aneh, yang hanya terdapat di wilayah Nusantara. Seketika dia berangkat ke pulau itu untuk menyelidiki sendiri.
Ia kembali dengan foto dan kulit binatang itu. Kemudian hasil itu dia kirim ke Pieter Ouwens, yang saat itu direktur Java Zoological Museum dan Botanical Gardens Buitenzorg (Kebun Raya Bogor).
Ketika Pieter melihat kulit dan foto yang dikirim Letnan Jacques, ia menyadari bahwa hewan ini bukan buaya, melainkan sebuah kadal raksasa yang ukurannya berkali-kali lipat daripada kadal biasa. Maka dari itu, dia langsung menerbitkan deskripsi formal pertama tentang hewan tersebut, yang sekarang kita kenal sebagai komodo. (Dari berbagai sumber)