By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Komunitas Celah-Celah Langit, Berkarya Sejak 1985
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Komunitas Celah-Celah Langit, Berkarya Sejak 1985
Profil

Komunitas Celah-Celah Langit, Berkarya Sejak 1985

Ridwan
Last updated: 10/10/2024 06:57
Ridwan
Share
3 Min Read
Foto: Diskominfo Kota Bandung
SHARE

Komunitas Celah-Celah Langit (CCL) di Bandung, Jawa Barat merupakan kelompok seni teater yang masih berdiri sebagai media aspirasi. Baru saja merayakan HUT ke-26 tahun, CCL terus berkarya melalui musik, teater, tari, seni lukis, sastra dan lainnya. 

Aktivitas komunitas ini telah ada sejak tahun 1985 dan diresmikan pada 1998, tanggal 22 Mei oleh Iman Soleh.  Salah satu karya pentas mereka yang bertajuk “ Ode Air” telah dipertontonkan sekitar tahun 2001-2005 di beberapa tempat di Indonesia, yang kemudian berakhir di . kota Islamabad dan Lahore di Pakistan.

Selain di Indonesia, komunitas ini bergabung dengan kelompok teater dari beberapa negara seperti Afrika Selatan, Zimbabwe, Prancis, Australia, Belanda. 

“Saya akhirnya menyadari dalam pentingnya seni dan pendidikan kontekstual baik di masa kini atau masa yang akan datang,” ujar Iman.

Naskah “Ode Air” sendiri ditulis dan digarap secara bersama-sama hingga lebih dari 30 orang dengan cara collaborative text. 

“Tradisi lisan pada orang-orang modern ini buruk sekali. Seperti sulit menyampaikan tentang ilmu yang mereka miliki. Maka dari itu, hal ini menjadi latar belakang kenapa kami garap naskah secara bersama-sama. Semudah mengobrol lalu dicatat, hanya saja kami tentukan apa yang ingin dibicarakan lalu kita tampilkan,”  ungkapnya.

Motivasi Iman Soleh untuk menyampaikan kritiknya lewat kesenian adalah karna kesukaannya pada puisi W.S. Rendra dengan judul Sajak Sebatang Lisong.

“Tulis yang ada di dekatmu, maka itulah yang membawamu ke tempat-tempat jauh. Sesuai dengan kontekstual yang saya sampaikan tadi, kita tulis tentang keresahan kita yang paling dekat, itu yang membawa kita ke tempat yang jauh selama adanya seni dan pendidikan kontekstual tadi.”

Iman Soleh yang sekaligus menjadi dosen Teater di kampus Institut Seni Budaya Indonesia ini mengungkapkan bahwa motivasinya membangun komunitas ini didasari atas rasa kehilangannya terhadap gelanggang remaja yang dulu pernah ada di Kota Bandung. Alasan lainnya, karena kurangnya taman kebudayaan, Imam membuat tempat agar anak muda dapat bebas berekspresi. 

Iman Soleh mengakui bahwa teater belum tentu memberikan kita hidup atau menghidupi, namun dari situlah dapat membuka cara orang mau hidup. Ia juga menganggap bahwa teater adalah kesenian yang primitif karena hanya menggunakan orang

Komunitas CCL sendiri berlokasi di Gang Bapak Eni No. 8/169A di belakang Terminal Ledeng Bandung. Setiap hari Sabtu pagi, CCL rutin melakukan kegiatan seperti olah rasa, dan juga sedang mempersiapkan pentas.

Komunitas kesenian ini merupakan salah satu aksi dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia. CCL membuktikan bahwa kesenian harus dimulai dari masing-masing supaya kebudayaan tidak tergerus waktu. (Anisa Kurniawati-Diskominfo Kota Bandung)

You Might Also Like

Ruang Kreatif Moch Alvi, Seniman Visual Berkelas Internasional

Agung Wiera dan Perjalanan Panjang Fotografi Budaya

Legenda Drumband Prajurit Canka Lokananta Memukau India

Mengenang Rosihan Anwar, Sastrawan Pelintas Lima Zaman

Meutya Hafid, Mantan Jurnalis TV Jadi Menkomdigi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Abah ‘Oemar Bakrie’ Landoeng, Saksi Sejarah KAA 1955
Next Article Masjid Lautze 2 Bandung, Masjid Ikonis Berarsitektur Tionghoa
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?