By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: KPM Pentaskan Tari Tradisional Indonesia di Festival Indisch Den Haag 2025
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Berita > KPM Pentaskan Tari Tradisional Indonesia di Festival Indisch Den Haag 2025
Berita

KPM Pentaskan Tari Tradisional Indonesia di Festival Indisch Den Haag 2025

Achmad Aristyan
Last updated: 14/05/2025 02:43
Achmad Aristyan
Share
Delegasi KPM dalam Festival Indisch Den Haag 2025. Foto: detik.com
SHARE

Komunitas Perempuan Menari (KPM) kembali mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dengan menampilkan ragam tari tradisional dalam Festival Indisch Den Haag 2025 yang digelar di Zeehelden Theater, Belanda, pada 9–10 Mei 2025.

Selama dua hari, 26 penari, termasuk empat penari cilik memukau ratusan penonton dengan gerak gemulai dan kekayaan budaya Nusantara.

Menggandeng musisi tradisional Roy Tahumuri, KPM membawakan empat tarian khas Indonesia, yakni Puang Ngeloneng dari Betawi, perpaduan Naiak Padi, Piring, dan Indang dari Sumatera Barat, Nyerap dari Kalimantan Barat, serta Saureka-reka dari Maluku.

Penampilan mereka mendapat sambutan meriah dari penonton yang hadir di Zeehelden Theater

Baca Juga: Sejarah Hari Tari Sedunia, Merayakan Gerak sebagai Bahasa Universal

“Untuk kedua kalinya KPM diundang Stichting De Mix untuk tampil pada Indisch Den Haag, sebuah perayaan budaya yang mengangkat kekayaan warisan Indisch, perpaduan budaya Indonesia dan Belanda melalui tari-tarian,” ujar Molly Prabawaty, penanggung jawab kegiatan, dalam keterangannya dari Den Haag, 11 Mei 2025.

Molly yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menilai, undangan ini merupakan bentuk pengakuan dunia internasional atas konsistensi KPM dalam melestarikan budaya Indonesia.

“Penampilan ini menjadi bukti nyata peran perempuan Indonesia dalam memperkenalkan budaya nasional di pentas dunia,” lanjutnya.

Empat penari cilik yang turut ambil bagian dalam pertunjukan ini adalah Audya Kemala Paramitha (SDN Sumur Batu 14 Jakarta), Anindita Ayudianti Ariani (Highscope Alfa Indah Jakarta), Areta Putri Pinayungan (SMPN 1 Jakarta), dan Dira Annisha C. Ramadhina (SMA Avicenna Cinere).

Mereka tampil penuh percaya diri di hadapan penonton mancanegara.

Di bawah arahan pelatih tari Suprijadi Arsjad, KPM menampilkan pertunjukan yang kuat secara artistik.

Tarian Nyerap bahkan turut dimeriahkan Herman Sitepu sebagai bintang tamu, sementara tata suara dan panggung ditangani Panji Radityo bersama tim dari Zeehelden Theater.

Ketua KPM, Sabena Betty Sihombing, menjelaskan bahwa komunitas ini menaungi sekitar 150 perempuan dari berbagai latar belakang profesi yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian budaya bangsa.

“KPM merupakan wadah yang beranggotakan 150 perempuan dari berbagai profesi yang peduli akan pelestarian seni budaya Indonesia, khususnya seni tari,” ungkapnya.

Betty juga menyoroti pentingnya eksistensi seni pertunjukan Indonesia di luar negeri sebagai salah satu daya tarik wisata.

“Penampilan KPM di mancanegara dapat meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Ini juga merupakan upaya kami membantu pemerintah menaikkan jumlah turis asing,” jelasnya.

Sejak berdiri pada 6 Januari 2018, KPM telah menorehkan berbagai prestasi internasional, termasuk penghargaan The Most Outstanding Performance in Artistry & Elegance di Thailand Cultural Exchange Festival 2025, pemecahan rekor MURI untuk pertunjukan tari dengan jumlah penari dan provinsi terbanyak pada 2024, hingga partisipasi rutin dalam World Dance Day dan konferensi pendidikan Indonesia-Belanda di Erasmus Huis Jakarta.

“Misi kami adalah melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai tradisional Indonesia melalui seni, menumbuhkan apresiasi baru terhadap tari tradisional di kalangan generasi muda. Selain itu, kami juga aktif mendukung inisiatif pelestarian budaya, berkolaborasi dengan badan nasional dan internasional, seperti UNESCO,” tutur Molly.

KPM juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil untuk kelancaran penampilan mereka, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca Juga: Workshop Sanggar Ngesti Laras Ajak Cintai Bundengan dan Tari

Delegasi Penari KPM di Indisch Den Haag 2025:

Anindita Ayudianti Ariani, Anna Khairian, Areta Putri Pinayungan, Audya Kemala Paramitha, Bulan Purnamasari, Dessy Susbianti, Dira Annisha C. Ramadhina, Evawani Sa’adah Basri, Grace Taruli Situmorang, Herman Sitepu, Laura Djuriantina, Lenny, Lisa Qonita, Molly Prabawaty, Nisma Hiddin, Prihandini Pandansari, Reni Kristina Arianti, Rosma Hotma Ida Hutagaol, Sabena Betty Sihombing, Saradesy Sumardi, Sinthya Dhewi Darmadi, Sinthya Ayuningrum Sunaryo, Sri Mintorowati, Suprijadi Arsyad, Tri Yuliastuti Kusindrayanti, dan Yulia Megawati.

You Might Also Like

Tabasheer, “Emas Putih” dari Bambu Indonesia yang Diburu Dunia

Garuda Indonesia Buka Penerbangan Ke Ibu Kota Nusantara (IKN)

Kereta Cepat Whoosh Telah Layani 5,8 Juta Penumpang

Kapal Nippon Maru Tiba Di Jakarta, Perkuat Diplomasi Budaya

Bapak Pencak Silat Dunia Eddie Marzuki Nalapraya Wafat

TAGGED:belandaFestival Indisch Den HaagIndonesiakomunitas perempuan menarikpmtari tradisional

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Tabasheer, “Emas Putih” dari Bambu Indonesia yang Diburu Dunia
Next Article Kisah Keluarga Werdi Lintas Generasi Merawat Candi Borobudur
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Mragat Kerbau Jadi Perekat Warga dan Simbol Syukur di Grobogan - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?