Setiap tanggal 29 April, dunia memperingati Hari Tari Sedunia atau International Dance Day.
Perayaan ini bukan sekadar ajang untuk menikmati pertunjukan tari, melainkan momen penting untuk menghargai tari sebagai bahasa universal yang melampaui batas budaya, politik, dan etnis.
Salah satu jenis tari tradisional yang dikenal luas adalah Salsa.
Tarian asal Amerika Latin ini telah menginspirasi lahirnya berbagai bentuk tarian lain di dunia.
Dikenal dengan gerakan yang dinamis, lincah, dan penuh energi, Salsa biasanya diiringi musik khas yang berasal dari Son Kuba, sebuah campuran musik tradisional Afrika, Kuba, serta irama Amerika Latin.
Baca Juga: Ribuan Artefak Sejarah Nusantara Kini Bisa Diakses di Gapura.org
Indonesia sendiri juga kaya akan ragam tarian tradisional.
Banyak di antaranya sudah tampil di berbagai panggung dunia, seperti Tari Saman dari Suku Gayo di Aceh.
Tarian ini memukau dunia dengan kecepatan gerak, kekompakan, dan kekuatan pesan budaya yang disampaikannya.
Sejarah Hari Tari Sedunia
Hari Tari Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1982.
Inisiatif ini datang dari Komite Tari di bawah Institut Teater Internasional (ITI), mitra resmi UNESCO untuk bidang seni pertunjukan.
Tanggal 29 April dipilih untuk menghormati kelahiran Jean-Georges Noverre (1727–1810), seorang maestro balet asal Prancis yang dijuluki Bapak Balet Modern.
Noverre berjasa merevolusi balet, mengubahnya dari sekadar pertunjukan formal menjadi bentuk seni yang penuh ekspresi emosi dan narasi.
“Tari harus mampu berbicara kepada jiwa, bukan hanya memanjakan mata,” demikian prinsip yang diyakininya.
Tujuan Peringatan Hari Tari Sedunia
Hari Tari Sedunia bukan sekadar ajang selebrasi tahunan, melainkan memiliki makna dan tujuan yang lebih mendalam.
Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya seni tari dalam budaya dan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, perayaan ini mendorong pendidikan tari di berbagai jenjang usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, agar seni tari tetap lestari dan dikenal luas.
Lebih dari itu, Hari Tari Sedunia menegaskan bahwa tari adalah bahasa global yang mampu menyatukan manusia tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, maupun politik.
Setiap tahunnya, Dewan Tari Internasional (CID) juga selalu merilis pesan resmi yang disebarluaskan ke seluruh dunia sebagai refleksi tentang peran dan makna tari dalam kehidupan modern.
Makna Tari di Era Modern
Tari di era modern telah mengalami perkembangan signifikan, melampaui batas sebagai sekadar bentuk hiburan.
Kini, tari dipandang sebagai medium ekspresi yang mendalam, mulai dari penyampaian emosi seperti sukacita, kesedihan, hingga harapan.
Ia juga menjadi simbol identitas budaya yang menjaga keberlangsungan warisan leluhur lintas generasi, sekaligus sarana komunikasi non-verbal yang mampu menyampaikan pesan melalui gerak tubuh tanpa perlu kata-kata.
Baca Juga: Seniman Temanggung Dukung Jaranan Masuk Warisan Budaya UNESCO
Lebih dari itu, tari dimanfaatkan sebagai media terapi mental, mempererat ikatan dalam komunitas, serta menjadi alat perjuangan untuk menyuarakan isu-isu sosial.
Seperti yang pernah diungkapkan seorang penari internasional, “Tarian adalah jiwa manusia yang berbicara dalam keheningan.”
Dengan peringatan Hari Tari Sedunia setiap tahun, diharapkan masyarakat dunia semakin memahami bahwa seni tari adalah kekayaan tak ternilai yang harus dijaga, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi mendatang.