Kue Geplak, kudapan khas Betawi bercita rasa manis dan empuk ini mulai jarang ditemukan keberadaannya. Dulunya kue ini sering menjadi salah satu kue hantaran pengantin dalam tradisi pernikahan adat Betawi.
Mungkin bagi kawasan atau daerah yang memiliki penduduk mayoritas Betawi seperti Condet, Kemayoran, Rawa Belong, Kelapa Dua, Marunda, Bintaro, Setu Babakan dan sebagainya mengenal dengan baik kue geplak.
Kue yang didominasi warna putih kecoklatan ini terbuat dari beras yang agak pera. Secara umum kue ini berbentuk lingkaran atau seperti lempengan bulat yang bisa diletakan di piring dalam keadan utuh atau dipotong seperti halnya dodol.
Biasanya kue ini menjadi panganan kondang sederetan dengan kue khas atau kuliner asal Betawi lainnya seperti Dodol Betawi, Roti Buaya, Kue Kembang Goyang, Kerak Telor, dan Bir Pletok. Biasanya acara adat masyarakat Betawi seperti hajatan lamaran dan pesta pernikahan, khitanan atau sunatan, dan acara lain kue ini disajikan.
Baca Juga: Tari Topeng Betawi, Identitas Diri Warga Betawi
Proses pembuatan kue ini terbilang repot. Apalagi waktu mengaduknya dengan tangan. Setelah diaduk kue dicetak di tenong atau wadah lalu diratakan dengan setengah dipukul. Proses pemukulan ini disebut geplak sehingga namanya juga disebut demikian.
Bahan kue ini terbuat dari beras yang agak pera, kelapa parut, gula merah, gula pasir, daun pandan, dan garam secukupnya. Cara pembuatannya, mulanya beras pera digiling hingga menjadi tepung lalu disangrai bersama daun pandan hingga berwarna kuning. Lalu sangrai kelapa parut hingga garing berwarna keemasan.
Selanjutnya air gula merah dan gula pasir yang ditambahkan daun pandan dimasak hingga larut dan disaring. Disamping itu, sisihkanlah sedikit tepung untuk taburan di atas kue. Kemudian masukan tepung beras dan kelapa sangrai menjadi satu dan beri garam secukupnya.
Semua bahan yang sudah tercampur diaduk hingga merata. Kemudian diuleni sambil dimasukkan gula sedikit demi sedikit hingga adonan menyatu dan mengental. Proses pengadukan tersebut memakai wadah besar dalam keadaan panas.
Baca Juga: Es Selendang Mayang Kuliner Betawi Yang Terus Dicari
Tahap inilah yang membutuhkan cukup tenaga. Adonan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cetakan. Masyarakat Betawi biasanya menggunakan wadah bulat terbuat dari bambu. Setelah kue dikeluarkan dari cetakan lalu ditaburi dengan sisa tepung tadi.
Daya tahan kue ini bisa bertahan tiga hingga tujuh hari jika diletakkan di lemari pendingin. Kue geplak semakin lama membuat rasanya kuat dan renyah atau garing. Harga untuk kue geplak berkisar mulai Rp 50 ribu ke atas, tergantung ukurannya.
Kue Geplak sendiri telah menjadi warisan budaya dari Masyarakat Betawi yang memiliki makna dan filosofi. Bahannya yang terbuat dari beras yang dicampur tersebut menggambarkan kemakmuran dari masyarakat setempat dan merupakan ukuran kebersamaan. Selain itu, juga memiliki makna keberkahan dan menyambung silaturahmi. ( Sumber: Indonesia.go.id dan sumber lainnya)