By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kuliner Tradisional Jenang Saren Khas Jawa yang Kian Langka
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Kuliner Tradisional Jenang Saren Khas Jawa yang Kian Langka
Warisan Budaya

Kuliner Tradisional Jenang Saren Khas Jawa yang Kian Langka

Anisa Kurniawati
Last updated: 31/01/2025 09:25
Anisa Kurniawati
Share
jenang saren
Kuliner khas Yogyakarta Jenang Saren yang menawarkan cita rasa manis, legit, dan gurih. Foto: instagram/ @the_yellow_flesh
SHARE

Jenang Saren atau sering juga disebut bubur saren adalah salah satu kuliner tradisional yang terbuat dari tepung ketan dan gula Jawa sebagai bahan utama. Warna hitam dan rasanya yang kaya akan rempah menjadi ciri khas dari kuliner ini. 

Makanan ini disebut juga jenang rempah karena penggunaan berbagai jenis rempah dalam proses pembuatannya. 

Kuliner ini dikenal di beberapa daerah seperti Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Sayangnya, keberadaan jenang saren semakin sulit ditemukan.

Bahan utama saren terbuat dari tepung ketan dan gula Jawa.

Warna hitam pekat makanan ini berasal dari penggunaan merang atau batang padi yang dibakar. Kemudian dinamakan “saren,” karena merujuk pada kemiripannya dengan darah yang mengental dalam bahasa Jawa.

Kaya dengan Cita Rasa Rempah

Dalam hal rasa, makanan khas ini menawarkan perpaduan rasa manis, legit, dan gurih.

Manisnya berasal dari gula Jawa, dan rasa legit muncul dari ketan. Sementara gurihnya berasal dari kuah santan. Tak hanya itu, terdapat juga sensasi rasa agak pahit, pedas dan hangat dari jahe sebagai salah satu bahan utamanya.

Rempah-rempah lainnya seperti cengkeh turut memberikan cita rasa khas yang unik dan berbeda dari jenang lainnya. Kandungan rempah seperti jahe dan cengkeh dapat menghangatkan tubuh.

Meskipun memiliki rasa yang unik dan manfaat kesehatan, jenang saren tetap kurang dikenal dibandingkan dengan jenang-jenang lainnya. Sementara itu hanya sedikit orang yang masih mengetahui cara pembuatannya. 

Di Yogyakarta, jenang saren yang juga disebut sebagai bubur saren masih dapat dijumpai di beberapa lokasi seperti Njeron Beteng, Pasar Pathuk, serta sesekali di Pasar Kotagede dan Pasar Godean.

Bagaimana Cara membuat Jenang Saren?

Cara membuatnya, siapkan bahan yang terdiri dari tepung ketan, abu merang yang diayak hingga halus, gula jawa, jahe yang dimemarkan, cengkeh, santan dari 1 butir kelapa, pandan, dan garam.

Kemudian campurkan tepung ketan dengan setengah bagian air. Lalu masukkan abu merang dalam sisa air, lalu saring dan buang ampasnya. Didihkan air hasil saringan abu merang bersama gula Jawa, jahe, dan cengkih. 

Setelah itu, tuang adonan tepung ketan ke dalam air merang sambil terus diaduk. Setelah matang, masukkan jenang ke dalam wadah yang dialasi daun pisang dan tunggu hingga sedikit mengental. 

Masak santan, garam, dan daun pandan hingga mendidih. Lalu masukan jenang saren secukupnya ke mangkuk. Siram dengan kuah santan. Hidangkan jenang saren dalam keadaan hangat.

You Might Also Like

Menikmati Cita Rasa Latopia, Bakpia Jumbo Ala Kota Tegal

Lomba Permainan Tradisional, Lestarikan Budaya Kalimantan

Bundo Kanduang Penjaga Nilai Adat Minangkabau

Kedaton, Warisan Kemegahan Kesultanan di Kaltim

Dimba Nggowuna, Warisan Musik Tradisional Sulawesi Tenggara

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Monumen Tugu Keris Sumenep Berpotensi Dorong Ekonomi
Next Article Sejarah Kerupuk Kulit atau Rambak, Kasta Tertinggi Kerupuk
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?