Kawasan wisata Telaga Sarangan berada di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Dikenal sebagai Telaga Pasir, tempat ini berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dengan luas 30 hektar dan ber kedalaman 28 meter.
Dengan udara sejuk dan pemandangan yang memukau, telaga ini menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya, terutama saat akhir pekan. Namun, di balik keindahan alamnya, Telaga Sarangan menyimpan legenda mistis yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Asal Usul Telaga Sarangan
Dikisahkan di kaki Gunung Lawu, ada sepasang suami istri bernama Kyai Pasir dan Nyai Pasir. P
asangan ini hidup sederhana dengan mengandalkan hasil bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, setelah lama menikah, mereka tidak dikaruniai keturunan.
Suatu hari, saat Kyai Pasir membuka lahan pertanian, ia menemukan telur di bawah pohon besar. Telur itu tampak aneh karena tidak ada hewan yang bertelur di sekitar tempat itu.
Merasa lapar dan kelelahan, Kyai Pasir membawa telur pulang dan meminta istrinya memasaknya. Setelah matang, mereka membagi telur itu menjadi dua dan memakannya bersama.
Tak lama setelah makan, tubuh Kyai Pasir mulai merasakan perubahan yang aneh. Ia merasa panas, gatal, dan tubuhnya terus menerus digaruk hingga luka. Rasa gatal yang tak tertahankan membuatnya berguling-guling di tanah.
Hal serupa juga dialami oleh Nyai Pasir yang merasakan panas luar biasa di tubuhnya. Ketika ia berlari ke ladang untuk mencari suaminya, ia justru menemukan seekor ular naga besar yang tengah berguling-guling di tanah.
Nyai Pasir pun mengalami perubahan yang sama dan berubah menjadi ular naga raksasa seperti suaminya. Pergerakan kedua naga yang berguling di tanah akhirnya menciptakan cekungan besar yang semakin lama semakin dalam.
Cekungan itu kemudian dipenuhi air yang terus mengalir hingga membentuk telaga yang luas.
Tempat inilah yang kini dikenal sebagai Telaga Sarangan. Konon, Kyai dan Nyai Pasir yang telah berubah menjadi naga bersemayam di Telaga Sarangan dalam wujud tak kasat mata. (Dari berbagai sumber)