By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Batu Bagga, Kisah Kutukan Anak Durhaka
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Batu Bagga, Kisah Kutukan Anak Durhaka
Cerita Rakyat

Legenda Batu Bagga, Kisah Kutukan Anak Durhaka

Achmad Aristyan
Last updated: 16/11/2024 06:37
Achmad Aristyan
Share
3 Min Read
Ilustrasi cerita rakyat Legenda Batu Bagga dari Sulawesi Tengah. Tangkapan Layar YouTube Dongeng Kita
SHARE

Di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, terdapat sebuah batu yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan sejarah masyarakat setempat. Batu ini dikenal sebagai Batu Bagga, diambil dari istilah lokal untuk perahu layar.

Legenda yang melingkupi batu ini telah menjadi bagian penting dari cerita rakyat Sulawesi Tengah, dituturkan dari generasi ke generasi. Kisah yang menggambarkan hubungan antara keluarga, kesetiaan, dan akibat dari pengabaian.

Cerita ini berfokus pada seorang duda bernama Intobu dan putranya Impalak, yang hidup di sebuah desa pesisir. Mereka hidup sangat sederhana dan bergantung pada hasil tangkapan ikan di laut.

Impalak, yang merasa terjebak dalam kemiskinan, memohon agar diijinkan ayahnya untuk merantau. Ia berharap di tempat baru nanti ia akan dapat mengubah nasib dan bisa membahagiakan sang ayah.

Intobu, meskipun berat hati, mengizinkan Impalak pergi dengan nasihat agar ia tidak melupakan keluarga, khususnya ayahnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Impalak tidak pernah kembali dan tidak mengirimkan kabar. Hati Intobu dipenuhi kecemasan dan kerinduan terhadap anaknya.

Baca juga: Kisah Datuk Letang dan Bayi Sakti Dari Belahan Kayu

Suatu hari, saat mencari ikan di pelabuhan menggunakan sampan kecilnya, Intobu melihat perahu Bagga yang megah bersiap untuk berlabuh. Ia terkejut saat menyadari bahwa perahu itu milik Impalak yang ternyata telah kaya raya.

Intobu pun memanggil-memanggil Impalak. Namun sang anak mengabaikannya.  Impalak rupanya merasa malu dengan keadaan ayahnya yang masih miskin. Menyaksikan sikap durhaka anaknya, Intobu merasa sangat kecewa. Tak lama, ombak besar datang menggulung sampan kecilnya, membuatnya terbalik. Dalam kepedihan, Intobu berdoa kepada Tuhan, meminta hukuman bagi anak yang melupakan orang tuanya.

Seiring doanya, ombak yang sangat besar menghantam perahu Bagga, mengakibatkan Impalak dan perahunya karam dan terdampar di daratan. Dalam sekejap, Impalak dan perahu bagga itu berubah menjadi batu, yang kini dikenal sebagai Batu Bagga.

Legenda ini tidak hanya menjadi simbol dari tindakan durhaka, tetapi juga mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menghargai orang tua dan menjaga hubungan keluarga.

Baca juga: Cerita Batu Ampar, Legenda Si Badang Yang Perkasa

Batu Bagga kini dianggap sebagai tempat yang sakral dan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal. Di sisi lain, wisatawan yang datang dapat juga merenungkan makna dari legenda ini. Batu Bagga berfungsi sebagai pengingat akan nilai-nilai keluarga dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat suku Kaili (suku yang banyak mendiami provinsi Sulawesi Tengah).

Cerita ini menunjukkan bagaimana kesombongan dan pengabaian terhadap keluarga dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius. Selain itu, legenda ini juga mengajarkan pentingnya kasih sayang dan penghormatan kepada orang tua.

Sebagai bagian dari warisan budaya Sulawesi Tengah, legenda Batu Bagga tidak hanya menyimpan kisah yang mendalam, tetapi juga menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik.

Masyarakat setempat sering menceritakan kisah ini kepada generasi muda, memastikan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam cerita ini tetap hidup dan relevan di zaman modern. legenda Batu Bagga telah menjadi simbol dari kepercayaan dan tradisi yang kaya, menggambarkan identitas masyarakat Kaili yang tak ternilai harganya. (Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Kisah Tete: Asal-usul Penyebaran Suku di Merauke Papua

Legenda Ki Pande Gelang, Asal Nama Kota Pandeglang

Raden Tarulintang dan Perjuangannya Mengalahkan Raksasa

Legenda Manik Angkeran dan Asal Mula Terjadinya Selat Bali

Legenda Sanak Pogalan, Kisah Terciptanya Air Terjun Sedudo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Festival Danau Poso, Merajut Kebersamaan Spirit Of Molimbu
Next Article Hutan Mangrove Tatakalai, Ekowisata Lestari di Sulawesi Tengah
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?