By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Dewi Laras dan Mitos Gua Ngerong Tuban
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Dewi Laras dan Mitos Gua Ngerong Tuban
Cerita Rakyat

Legenda Dewi Laras dan Mitos Gua Ngerong Tuban

Achmad Aristyan
Last updated: 19/11/2024 05:51
Achmad Aristyan
Share
Gua Ngerong rumah dari ribuan kelelawar dan ikan menjadi latar cerita tentang Dewi Laras di Tuban. Foto: disbudporapar.tubankab.go.id
SHARE

Gua Ngerong yang terletak di Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Tuban, Jawa Timur, terkenal sebagai destinasi wisata alam dengan keindahan aliran sungainya. Di sisi lain, dari lokasi wisata ini hadir cerita rakyat yang telah mengalir turun-temurun. Cerita ini mengisahkan tentang Dewi Laras, Ki Kumbang Jaya, Ki Jala Ijo, dan hewan-hewan keramat yang diyakini memiliki kekuatan magis. 

Melansir dari iainutuban.ac.id, konon pada zaman dahulu, kekeringan melanda wilayah sekitar Gua Ngerong. Warga setempat kesulitan mendapatkan air karena sumber-sumber air mengering. 

Salah satu yang merasakan kesulitan adalah Dewi Laras, perempuan hamil tua yang sangat membutuhkan air untuk persalinannya. Dengan penuh perjuangan, Dewi Laras berusaha mencari air, meski harus naik-turun bukit terjal, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan “kerengkelan”. 

Cerita inilah yang kemudian disebut-sebut menjadi asal mula nama Desa Rengel. Dari kata “kerengkelan” yang berarti upaya keras untuk mendapatkan air, kemudian berubah menjadi “Rengel”, nama desa yang kini dikenal sebagai lokasi Gua Ngerong. 

Baca juga: Legenda Si Gringsing dan Si Kasur, Cinta Abadi yang Diuji

Dewi Laras yang kelelahan dalam usahanya mencari air akhirnya didengar dua pertapa, Ki Kumbang Jaya Kusuma dan Ki Jala Ijo, yang sedang bertapa di depan Gua. Berniat baik untuk membantu, Ki Kumbang Jaya dan Ki Jala Ijo kemudian menancapkan tongkat mereka di dalam Gua,  seketika itu juga air mengalir deras keluar, memenuhi kebutuhan Dewi Laras. 

Tidak hanya itu, air yang mengalir membentuk sungai dan terus mengalir hingga ke beberapa desa di sekitar Gua Ngerong, seperti Desa Sawahan, Desa Sumberrejo, dan Desa Kanorejo. Konon, peristiwa ini juga disertai dengan kemunculan hewan-hewan yang dianggap keramat masyarakat setempat, seperti ikan, kura-kura, dan kelelawar. 

Kearifan Lokal

Hingga kini, Gua Ngerong masih dihuni rubuan kelelawar yang menggantung di langit-langit Gua, serta ikan-ikan yang sangat jinak, bahkan tidak terganggu meskipun ada pengunjung yang berenang di dekatnya. Kepercayaan masyarakat setempat menganggap hewan-hewan kelelawar dan ikan di Gua ini sebagai makhluk keramat. 

Menurut Mustamin, juru kunci Gua Ngerong, siapa pun yang datang ke Gua diharapkan untuk tidak mengganggu hewan-hewan yang ada di dalamnya. Ia menjelaskan bahwa jika ada pengunjung yang mengganggu, bahkan hanya dengan menyakiti atau membawa pulang, bisa mendatangkan petaka, mulai dari penyakit hingga kematian. 

Baca juga: Legenda Gunung Tampomas, Kisah Perjuangan Seorang Raja

Larangan ini tidak hanya berhubungan dengan kepercayaan spiritual, tetapi juga menjadi salah satu faktor yang membantu menjaga kelestarian hewan-hewan di Gua Ngerong. Kini, Gua Ngerong bukan hanya dikenal sebagai situs sejarah yang menyimpan cerita rakyat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang ramai dikunjungi. 

Cerita rakyat tentang Dewi Laras dan hewan-hewan keramat di Gua Ngerong menunjukkan bagaimana mitos, kepercayaan, dan tradisi lokal turut membentuk identitas dan kearifan lokal masyarakat sekitar. Dengan terus menjaga kelestarian alam dan melestarikan cerita ini, Gua Ngerong menjadi simbol penting dari hubungan harmonis antara manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Legenda Asal Usul Telaga Sarangan, Kisah Kyai dan Nyai Pasir

Dongeng Si Kepar, Perjuangan Anak Satukan Keluarga Terpisah

Kisah Si Pahit Lidah, Legenda yang Mendunia

Asal-Usul Padi dalam Legenda Beru Dayang Tanah Karo

Legenda Pemandian Sembilan Bidadari di Tumatenden Minahasa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kisah Di Balik Bunyi Batu Kenong Di Bukit Mantan Probolinggo
Next Article Jejak Karya Sastrawan dan Pujangga Acep Zamzam Noor
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?