Gua Ngerong yang terletak di Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Tuban, Jawa Timur, terkenal sebagai destinasi wisata alam dengan keindahan aliran sungainya. Di sisi lain, dari lokasi wisata ini hadir cerita rakyat yang telah mengalir turun-temurun. Cerita ini mengisahkan tentang Dewi Laras, Ki Kumbang Jaya, Ki Jala Ijo, dan hewan-hewan keramat yang diyakini memiliki kekuatan magis.
Melansir dari iainutuban.ac.id, konon pada zaman dahulu, kekeringan melanda wilayah sekitar Gua Ngerong. Warga setempat kesulitan mendapatkan air karena sumber-sumber air mengering.
Salah satu yang merasakan kesulitan adalah Dewi Laras, perempuan hamil tua yang sangat membutuhkan air untuk persalinannya. Dengan penuh perjuangan, Dewi Laras berusaha mencari air, meski harus naik-turun bukit terjal, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan “kerengkelan”.
Cerita inilah yang kemudian disebut-sebut menjadi asal mula nama Desa Rengel. Dari kata “kerengkelan” yang berarti upaya keras untuk mendapatkan air, kemudian berubah menjadi “Rengel”, nama desa yang kini dikenal sebagai lokasi Gua Ngerong.
Baca juga: Legenda Si Gringsing dan Si Kasur, Cinta Abadi yang Diuji
Dewi Laras yang kelelahan dalam usahanya mencari air akhirnya didengar dua pertapa, Ki Kumbang Jaya Kusuma dan Ki Jala Ijo, yang sedang bertapa di depan Gua. Berniat baik untuk membantu, Ki Kumbang Jaya dan Ki Jala Ijo kemudian menancapkan tongkat mereka di dalam Gua, seketika itu juga air mengalir deras keluar, memenuhi kebutuhan Dewi Laras.
Tidak hanya itu, air yang mengalir membentuk sungai dan terus mengalir hingga ke beberapa desa di sekitar Gua Ngerong, seperti Desa Sawahan, Desa Sumberrejo, dan Desa Kanorejo. Konon, peristiwa ini juga disertai dengan kemunculan hewan-hewan yang dianggap keramat masyarakat setempat, seperti ikan, kura-kura, dan kelelawar.
Kearifan Lokal
Hingga kini, Gua Ngerong masih dihuni rubuan kelelawar yang menggantung di langit-langit Gua, serta ikan-ikan yang sangat jinak, bahkan tidak terganggu meskipun ada pengunjung yang berenang di dekatnya. Kepercayaan masyarakat setempat menganggap hewan-hewan kelelawar dan ikan di Gua ini sebagai makhluk keramat.
Menurut Mustamin, juru kunci Gua Ngerong, siapa pun yang datang ke Gua diharapkan untuk tidak mengganggu hewan-hewan yang ada di dalamnya. Ia menjelaskan bahwa jika ada pengunjung yang mengganggu, bahkan hanya dengan menyakiti atau membawa pulang, bisa mendatangkan petaka, mulai dari penyakit hingga kematian.
Baca juga: Legenda Gunung Tampomas, Kisah Perjuangan Seorang Raja
Larangan ini tidak hanya berhubungan dengan kepercayaan spiritual, tetapi juga menjadi salah satu faktor yang membantu menjaga kelestarian hewan-hewan di Gua Ngerong. Kini, Gua Ngerong bukan hanya dikenal sebagai situs sejarah yang menyimpan cerita rakyat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang ramai dikunjungi.
Cerita rakyat tentang Dewi Laras dan hewan-hewan keramat di Gua Ngerong menunjukkan bagaimana mitos, kepercayaan, dan tradisi lokal turut membentuk identitas dan kearifan lokal masyarakat sekitar. Dengan terus menjaga kelestarian alam dan melestarikan cerita ini, Gua Ngerong menjadi simbol penting dari hubungan harmonis antara manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya. (Diolah dari berbagai sumber)