By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Putri Lumimuut, Kisah Asal-usul Etnis Minahasa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Putri Lumimuut, Kisah Asal-usul Etnis Minahasa
Cerita Rakyat

Legenda Putri Lumimuut, Kisah Asal-usul Etnis Minahasa

Achmad Aristyan
Last updated: 03/01/2025 07:16
Achmad Aristyan
Share
Patung Toar dan Lumimuut yang ada di Bukit Kasih, Minahasa. Foto: Wikipedia/Sakurai Midori
SHARE

Wilayah yang berada di bagian utara Pulau Sulawesi yakni Minahasa, memiliki sejarah yang masih menjadi bahan perdebatan di kalangan ilmuwan terkait asal-usul masyarakatnya.

Beberapa ahli menyebutkan, orang Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi, yang memiliki kedekatan dengan Suku Ainu, Jepang dan Mongol atau kelompok etnis lainnya.

Salah satu legenda yang memperkaya pemahaman ini adalah Legenda Putri Lumimuut, yang mengisahkan hubungan budaya Minahasa dengan tradisi Asia Timur.

Kisah Putri Rumimoto

Melansir dari budi.kemdikbud.go.id, kisah dimulai di Jepang, di mana seorang kaisar yang terkenal kejam memerintah dengan tangan besi. Ketika salah satu penari dari kelompok yang seharusnya tampil tidak hadir, kaisar marah besar. 

Ternyata, penari itu adalah putri dari kaisar sebelumnya, Rumimoto, yang merasa lelah setelah penampilan sebelumnya. Meskipun ia meminta izin untuk beristirahat, kaisar memutuskan untuk memberinya hukuman berat.

Namun, para hakim istana berhasil membujuk sang kaisar untuk mengganti hukuman mati itu dengan hukuman yang lebih ringan yaitu menghanyutkanya ke lautan dengan sebuah perahu.

Terdampar di Tanah Manandau  

Perjalanan Rumimoto di lautan begitu berat dan panjang, namun ia akhirnya terdampar di sebuah pantai indah bernama Manandau. Di sana, ia bertahan hidup dengan mencari buah-buahan dan belajar berburu. 

Setelah itu sang putri jatuh sakit. Beruntung ia diteukan dan kemudian dirawat seorang wanita tua bernama Karema, yang membawanya kembali pulih dan sehat.

Karema, yang memiliki kekuatan sakti, percaya bahwa Rumimoto bukanlah gadis biasa. Setelah sembuh, Rumimoto mengganti namanya menjadi Lumimuut untuk meninggalkan masa lalu yang penuh penderitaan.

Anak Titisan Dewa

Lumimuut kemudian dididik Karema dan diperkenalkan dengan pengetahuan lokal agar dapat diterima masyarakat sekitar. Di wilayah itu, dua tokoh sakti, Opo Sumandep dan Opo Sumilang.

Mereka meyakini bahwa Lumimuut diutus para dewa untuk melanjutkan keturunan di tanah Manandau. Keduanya pun berdoa agar Lumimuut daapat memiliki seorang anak laki-laki, yang kelak menjadi pemimpin baru.

Setelah menjalani upacara yang dipimpin Opo Barat, Lumimuut melahirkan seorang anak laki-laki bernama Toar. Nama Toar memiliki makna yang mendalam, menggambarkan bahwa ia lahir sebagai titisan dewa.

Toar tumbuh menjadi pemuda yang gagah, dibesarkan Lumimuut dan Karema. Namun Toar hanya dikenal Karema sebagai ibu kandungnya.

Manandau: Tanah Toar dan Lumimuut 

Suatu hari, Karema meminta Lumimuut dan Toar untuk mengelilingi Gunung Wulur Maatus, sambil membawa tongkat pemberian dari Karema. Bila mereka bertemu orang yang membawa tongkat berbeda, berarti itu adalah pasangannya. 

Mereka kemudian menemukan bahwa tongkat itu memiliki panjang yang berbeda, sebuah tanda bahwa mereka akan menikah. Pernikahan mereka akhirnya dilaksanakan dan disaksikan Opo Sumandep dan Opo Sumilang. 

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai sembilan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan, yang menjadi cikal bakal Etnis Minahasa.

Tanah tempat mereka tinggal dikenal dengan nama Manandau, yang kini lebih dikenal sebagai Manado. Dari keluarga Toar dan Lumimuut, lahirlah generasi yang membentuk masyarakat Minahasa, yang hingga kini menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Sulawesi Utara. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kisah Penari Ronggeng Pantura Menjelma Jadi Buaya

Asal-Usul Padi dalam Legenda Beru Dayang Tanah Karo

Legenda Putri Mambang Linau, Cerita Rakyat Bengkalis, Riau

Misteri Makhluk Mitos Ebu Gogo dalam Cerita Rakyat Flores

Legenda Ular Raksasa Dan Waduk Naga Wangsa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Mengenal Rokok Jontal, Cita Rasa Daun Lontar Asli Sumbawa
Next Article Raden Tjetje Somantri, Pelopor Modernisasi Tari Sunda
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?