By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menelusuri Sejarah Panjang Gedung Agung Yogyakarta
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Menelusuri Sejarah Panjang Gedung Agung Yogyakarta
Pariwisata

Menelusuri Sejarah Panjang Gedung Agung Yogyakarta

Achmad Aristyan
Last updated: 13/02/2025 03:29
Achmad Aristyan
Share
Gedung Agung Yogyakarta. Foto: Wikipedia/Michael J. Lowe
SHARE

Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengunjungi Gedung Agung Yogyakarta, Minggu, 9 Februari 2025, yang  akan menjadi tempat transit bagi 505 kepala daerah sebelum mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil) Magelang pada 21-28 Februari 2025.

Gedung Agung ini, berada di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, memiliki sejarah panjang yang tak lepas dari peranannya dalam sejarah Indonesia, dari masa kolonial hingga pasca-kemerdekaan.

Gedung Agung: Lokasi Transit Kepala Daerah

Dalam kunjungan itu, Bima Arya menjelaskan, Gedung Agung akan menjadi tempat berkumpul bagi para kepala daerah hasil Pemilu 2024 yang baru akan dilantik pada 20 Februari mendatang di Jakarta.

Rencananya, mereka akan berkumpul di Gedung Agung terlebih dahulu sebelum bersama-sama menuju Magelang untuk mengikuti pembekalan di Akmil. 

“Salah satu opsi rencana retret di Magelang, kepala daerah berkumpul di sini (Gedung Agung) dulu baru kemudian bersama-sama naik bus ke Magelang, sedangkan opsi lainnya mereka langsung berkumpul di Magelang,” kata Bima Arya dilansir dari tempo.co.

Sejarah Gedung Agung Yogyakarta

Melansir dari news.detik.com, Gedung Agung Yogyakarta berperan penting dalam sejarah Indonesia.

Gedung ini merupakan salah satu cagar budaya yang masih berfungsi sebagai Istana Kepresidenan, tempat tinggal Presiden saat berkunjung ke Yogyakarta. 

Gedung yang berada di ujung Jalan Malioboro ini dibangun di atas lahan seluas 43.585 meter persegi dan menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah, termasuk Perang Diponegoro (1825-1830).

Sejarah berdirinya gedung ini berawal dari perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang membagi kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Pangeran Mangkubumi kemudian mendirikan Keraton Ngayogyakarta, cikal bakal Yogyakarta.

Pada masa penjajahan Belanda, untuk mengawasi Kasultanan Yogyakarta, Pemerintah Belanda membangun benteng dan gedung keresidenan.

Benteng Vredeburg yang terletak di dekat Gedung Agung dan gedung keresidenan yang dibangun di sisi barat benteng ini menjadi bagian dari sejarah panjang gedung tersebut.

Baca juga: Masjid Jogokariyan Ikon Dakwah dan Sejarah di Yogyakarta

Salah satu ruang di Gedung Agung Yogyakarta. Foto: GoogleMaps/Mumpuni dyah wardhani

Pembangunan dan Renovasi Gedung Agung

Pada masa jabatan Residen ke-17 Antonie Hendrik Smissaert (1823-1825), gedung keresidenan yang sudah rusak parah diperbaiki. Gedung yang berada di pekarangan luas yang dikenal dengan “Loji Kebon” ini dibangun arsitek A. Payen kembali pada tahun 1824.

Namun, pembangunan terhenti sejenak akibat Perang Diponegoro yang meletus pada 1825. Pembangunan dilanjutkan pada masa Residen Frans Gerardus Valk dan akhirnya selesai pada 1832 setelah menghabiskan biaya f 70.000.

Gempa bumi tahun 1867 kembali merusak gedung ini, dan tahun 1869 Residen A.J.P. Hubert Desire Bosch melakukan rehabilitasi dengan dana f 125.000. Renovasi inilah yang menghasilkan Gedung Agung seperti yang kita kenal sekarang.

Fungsi Gedung Agung

Sejak dibangun, Gedung Agung Yogyakarta tidak banyak mengalami perubahan. Di halaman depan, terdapat patung raksasa penjaga pintu (dwarapala) yang berdiri tegak. 

Di samping itu, terdapat Tugu Lilin setinggi 3,5 meter yang selalu menyalakan api semu di puncaknya.

Gedung Agung dikenal juga dengan nama Gedung Negara, mengingat fungsinya sebagai tempat penerimaan tamu-tamu penting, termasuk kepala negara atau tamu agung yang berkunjung. 

Istana ini juga memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, Megawati Soekarnoputri, putri Presiden Soekarno, lahir di gedung ini.

Persiapan Retret Kepala Daerah

Bima Arya juga mengungkapkan bahwa untuk pembekalan di Akmil Magelang, 189 tenda akan dipasang untuk menampung 481 bupati dan wali kota serta 33 gubernur.

Setiap tenda dapat menampung 2-4 kepala daerah, dan fasilitas seperti saluran air, kamar mandi, listrik, serta kesiapan tenda telah dipastikan siap. 

Melalui perayaan dan acara ini, diharapkan dapat mempererat hubungan antar kepala daerah dan meningkatkan kualitas kepemimpinan daerah dalam rangka pembangunan Indonesia ke depan. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Menyaksikan Kangguru Mini di Taman Nasional Wasur, Papua

Pesona Air Terjun Girimanik dan Legenda Tiga Dewa

Pantai Pink Lombok, Keajaiban Pantai Berpasir Merah Muda 

Pemprov Sumut Pelajari Pengelolaan Wisata Raja Ampat

Menembus Hutan dan Kabut, Menemukan Pesona Curug Lawe

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Dua Mahapatih Legendaris Majapahit, Mpu Nambi dan Gajah Mada
Next Article Bagus Priyana, Menjaga Jejak Sejarah Magelang Lewat Ingatan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?