By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenal Endog-Endogan, Tradisi Arak-Arakan Ribuan Telur
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Mengenal Endog-Endogan, Tradisi Arak-Arakan Ribuan Telur
Tradisi

Mengenal Endog-Endogan, Tradisi Arak-Arakan Ribuan Telur

Anisa Kurniawati
Last updated: 06/02/2025 14:25
Anisa Kurniawati
Share
Tradisi Endog-Endogan untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah digelar di Banyuwangi sejak 1911. Foto: Wikipedia
SHARE

Tradisi Endog-endogan, merupakan cara warga muslim Banyuwangi, Jawa Timur memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Ribuan telur yang ditancapkan di batang pohon pisang diarak mengelilingi kampung di Banyuwangi. 

Menjelang Maulid Nabi (Kelahiran Nabi Muhammad SAW), hampir di setiap kampung di Banyuwangi mengadakan tradisi endog-endogan. Menurut sejarah, tradisi Endog-endogan pertama kali dicetuskan K.H. Abdullah Faqih awal abad ke 19. 

Pendiri Pondok Pesantren Cemoro Balak, Songgon, Banyuwangi itu dalam pertemuan dengan pimpinan Pondok Pesantren Kademangan Bangklan Kiyai Kholil, menyampaikan bahwa kembang Islam telah lahir di nusantara dan dipersonifikasikan sebagai telur. KH. Abdullah Faqih menerjemahkan perkataan itudengan mengumpulkan telur dan batang pisang.

Kemudian telur dihias dan ditancapkan ke batang pisang. Hingga saat ini, tradisi ini dikenal dan dilaksanakan warga Banyuwangi. Mereka mengenalnya dengan nama tradisi endog-endogan. 

Arak-Arakan Ribuan Telur

Dalam pelaksanaannya, warga Banyuwangi mengarak ribuan telur mengelilingi kampungnya. Ribuan telur itu dihias dengan beraneka warna kembang kertas. Selanjutnya endog itu ditancapkan dalam sebuah batang pisang (jodang). 

Satu jodang biasanya terdapat 30, 50 hingga 100 telur yang masing-masing telah ditempatkan sebuah wadah kecil yang menarik. Diiringi lantunan sholawat dan zikir, mereka mengarak telur keliling kampung dengan becak atau mobil. 

Tradisi ini telah dibuatkan Festival Endog-endogan dalam agenda Banyuwangi Festival. Dengan mengenakan pakaian serba putih, ribuan warga mengarak jodong telur, datang dari lima penjuru yang melambangkan jumlah sholat wajib umat muslim. 

Arak arakan itu bertemu tepat di depan Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi. Lokasi ini merupakan lokasi baru setelah pada tahun sebelumnya Festival Endhog-endhogan selalu berpusat di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. 

Tradisi ini juga juga dilaksanakan serentak di setiap masjid di 25 kecamatan se-Banyuwangi. 

Makna Filosofi Endog-Endogan

Dikutip dari laman banyuwangikab.go.id, tradisi ini memiliki makna filosofi yang mendalam. Telur sebagai simbol terdiri dari tiga lapis, yakni kulit, putih telur dan kuning telur. Kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim. 

Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT. Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah.

Secara keseluruhan makna Festival endhog-endhogan adalah agar selalu ingat dan menjalankan tuntunan nabi. Tidak hanya itu tradisi ini juga merupakan sebuah syiar Islam yang sarat dengan nilai dan kearifan lokal. 

Dalam tradisi terkandung pula semangat gotong royong dan saling tolong antar sesama. Warga dapat mempererat silaturahmi. Karena di akhir acara, kegiatan diakhiri dengan makan nasi ancak (nampan dari daun pisang)bersama. 

Biasanya satu ancak yang berisi nasi dan lauk pauk dimakan oleh 4-5 orang. Dalam peringatan Maulid Nabi biasanya juga diisi tausiah agama.

Tradisi Endog-endogan tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, namun juga menyimbolkan kebersamaan, serta sarat akan makna. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Perbedaan Proses Pernikahan Adat Baduy Luar dan Baduy Dalam

Keunikan Tradisi Pemakaman di Desa Trunyan Pulau Dewata

Cara Perempuan Mentawai Temukan Jati Diri Melalui Kerik Gigi

Kolaborasi Musik dan Tradisi dalam Seni Tanjidor Betawi

Tiang Ayu dan Upacara Erau, Ritual Pengukuhan Kekuatan Sultan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Jejak Mpok Nori Mengawal Budaya Betawi ke Panggung Nasional
Next Article Diplomasi Budaya Antarnegara Melalui Festival Harmoni Istiqlal
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?