Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya tetapi juga tradisi unik yang diwariskan secara turun-temurun, salah satunya adalah rokok jontal.
Rokok khas ini memiliki keistimewaan karena menggunakan daun lontar yang telah dikeringkan sebagai bahan penggulung tembakau.
Proses Pembuatan
Melansir dari infobudaya.net, rokok jontal dibuat dari daun lontar yang telah dijemur di bawah sinar matahari selama satu hari penuh. Sebelum digunakan, daun lontar dibersihkan dengan parang atau pisau untuk menghilangkan bulu-bulu halus yang menempel.
Setelah itu, daun dipotong sepanjang 10–20 sentimeter dengan lebar kira-kira tiga jari. Dua potongan daun lontar biasanya cukup untuk menggulung tembakau menjadi satu batang rokok.
Gulungan daun lontar ini diikat menggunakan daun lontar lebih kecil atau dengan sedikit tembakau. Proses ini menciptakan rokok dengan rasa dan aroma khas, berbeda dari rokok biasa.
Baca juga: Uma Lengge, Rumah Suku Mbojo Yang Tahan Gempa
Ciri Khas dan Rasa
Rokok jontal memiliki rasa yang lebih keras dibandingkan rokok pada umumnya. Aroma daun lontar yang terbakar sangat terasa saat asapnya dihisap, memberikan sensasi unik bagi para penikmatnya.
Namun, bagi yang tidak terbiasa merokok, rasa gatal di tenggorokan bisa menjadi pengalaman yang cukup menantang.
Kearifan Lokal
Selain menjadi bagian dari tradisi, rokok jontal juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Sumbawa dalam memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka. Daun lontar, yang melimpah di daerah ini, diolah dengan sederhana namun penuh makna untuk menghasilkan produk yang unik.
Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Sumbawa, mencoba rokok jontal dapat menjadi pengalaman yang menarik untuk lebih mengenal budaya dan tradisi masyarakat setempat. Rokok ini menjadi sebuah simbol kehidupan sederhana yang selaras dengan alam. (Dari berbagai sumber)