Salah satu warisan kuliner tradisional dari daerah Bali yang khas dan memiliki cita rasa unik adalah Urutan. Kulinernya berbentuk sosis fermentasi kering. Hidangan ini memiliki keunikan yang membedakannya dari sosis tradisional Eropa.
Dalam proses pembuatannya, Urutan tidak menggunakan nitrit atau nitrat seperti yang umum ditemukan pada sosis Barat. Warna coklat kekuningan yang khas berasal dari kunyit, salah satu bahan campuran bumbu menyerupai bubuk kari.
Bahan dan Bumbu yang Digunakan
Dilansir dari detik.com, Urutan dibuat menggunakan bahan dasar usus babi dan daging babi yang diisi dengan campuran bumbu tradisional.
Bumbu-bumbu seperti lengkuas dan kencur berkontribusi besar pada cita rasa khas Timur yang unik pada Urutan. Kombinasi bahan ini menciptakan rasa yang kuat, aromatik, dan sangat berbeda dari sosis fermentasi lainnya.
Baca juga: Rahasia di Balik Kelezatan Sate Lilit khas Pulau Dewata
Proses Fermentasi yang Alami
Melansir dari Kompas, teknologi pembuatan Urutan sangat bergantung pada kondisi iklim tropis Bali. Proses fermentasi dilakukan dalam suhu alami, yakni sekitar 25 °C di malam hari dan meningkat hingga 50 °C di siang hari.
Kondisi suhu yang hangat ini mempercepat proses fermentasi sehingga membutuhkan waktu lima hari untuk mencapai hasil akhir. Tidak seperti sosis Eropa yang biasanya diasapkan, Urutan tidak mengalami proses pengasapan sama sekali.
Sebaliknya, fermentasi alami inilah yang memberikan tekstur, rasa, dan aroma khas pada sosis ini.
Keistimewaan Urutan
Urutan mencerminkan keahlian dan tradisi kuliner masyarakat Bali yang memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk menciptakan hidangan yang istimewa.
Kunyit sebagai pewarna alami tidak hanya menambah daya tarik visual, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang sering dikaitkan dengan bumbu ini.
Dengan rasa yang kaya dan tekstur yang unik, Urutan sering kali menjadi pilihan untuk melengkapi hidangan khas Bali lainnya. Makanan ini dapat disajikan sebagai lauk bersama nasi atau dinikmati sebagai camilan tradisional.