Zayn Nurofik, seorang pengrajin kain eco-print, batik tulis, dan makrame dari Wonosobo Timur, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terus mengembangkan kreativitasnya dalam mengolah bahan-bahan alam menjadi produk berkualitas.
Zayn mulai fokus pada pembuatan kain eco-print sejak pertengahan tahun 2023 lalu, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
“Kalau untuk yang serat alam itu mulai Juli 2023. Kalau produknya ya produk saya sendiri dan karena ada komunitasnya, saya juga gabung ke komunitas. Kalau serat alam dari dombos. Kalau yang batik, saya ikut komunitas klaster batik Wonosobo,” ujar Zayn.
Ramah Lingkungan
Eco-print adalah teknik pewarnaan kain menggunakan zat pewarna alami dari tumbuhan. Menurut Zayn, zat pewarna bisa berasal dari berbagai bagian tumbuhan yang mengandung tanin, seperti daun, bunga, batang, hingga akar. Teknik ini memiliki dua metode utama, yaitu pounding (teknik pukul) dan steam (teknik kukus).
“Pounding itu pakai palu kayu, biasanya untuk kain dengan warna dasar putih. Kalau steam itu untuk kain lebar, prosesnya dengan dikukus,” jelas Zayn.

Proses pembuatan kain eco-print memakan waktu yang bervariasi, tergantung pada ketersediaan bahan. Dalam satu kali kukus, bisa menghasilkan 5 hingga 10 kain sekaligus.
Daun-daun yang sering digunakan, seperti daun jati muda, daun insulin, daun biden, hingga akar lipa, menjadi bahan utama dalam proses ini.
“Warna pink atau kemerahan itu pakai secang, yang biasa dipakai untuk susu jahe. Kalau ungu, bisa pakai daun beringin atau batang tertentu,” tambah Zayn.
Namun, tidak semua daun dapat digunakan. Daun yang keras atau banyak mengandung air, seperti daun kelapa dan cocor bebek, kurang cocok untuk teknik eco-print.
Peminat Meluas
Meski masih baru di dunia eco-print, Zayn sudah mengikuti pelatihan di Semarang untuk meningkatkan keterampilannya. Penjualannya saat ini didominasi oleh pesanan dari pemerintah, dinas, serta pembeli dari luar kota.
“Saya cukup memanfaatkan dedaunan yang ada di sekitar sini saja, jadi lebih hemat dan ramah lingkungan,” kata Zayn.
Zayn juga turut andil dalam acara Wonosobo Night Costume Carnival 2024 sebagai salah satu tim pembuat kostum. Selain eco-print, ia juga menghasilkan batik tulis dengan pewarna sintetis maupun alami seperti indigofera.

Peluang Ekonomi
Zayn berharap, kain eco-print dapat semakin dikenal masyarakat. Ia juga menekankan manfaat lingkungan dari teknik ini, di mana limbah proses eco-print bisa diolah menjadi pupuk kompos.
“Harapannya kita bisa memajukan ekonomi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar kita seperti eco-print ini. Semoga makin banyak orang yang peduli dengan isu lingkungan dan memakai bahan-bahan ramah lingkungan,” pungkas Zayn.
Dengan semangat inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan, Zayn Nurofik menjadi salah satu sosok inspiratif dalam memajukan kerajinan lokal di Wonosobo yang mendukung keberlanjutan.