By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenali Batik Nganjuk yang Terinspirasi Prasasti Anjuk Ladang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Mengenali Batik Nganjuk yang Terinspirasi Prasasti Anjuk Ladang
Warisan Budaya

Mengenali Batik Nganjuk yang Terinspirasi Prasasti Anjuk Ladang

Anisa Kurniawati
Last updated: 16/02/2025 13:48
Anisa Kurniawati
Share
Foto: radarnganjuk.jawapos.com
SHARE

Batik Anjuk Ladang merupakan salah satu kekayaan budaya yang berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Ciri khas dari batik ini adalah motifnya yang terinspirasi dari Prasasti Anjuk Ladang. 

Nama “Anjuk Ladang”, diambil dari kata “anjuk” yang berarti “kemenangan” dan “ladang” yang berarti “tanah.” Istilah ini terinspirasi dari Prasasti Anjuk Ladang, sebuah peninggalan sejarah yang ditemukan di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Nganjuk. 

Prasasti diperkirakan ditulis abad ke-10, tepatnya tahun 937 Masehi, oleh Raja Pu Sindok dari Kerajaan Mataram. Prasasti ini mencatat peran penting masyarakat dalam membantu raja mempertahankan wilayahnya dari serangan bangsa Melayu. 

Sebagai penghargaan atas jasa mereka, Raja Pu Sindok mendirikan monumen. Sejak saat itu, “Anjuk Ladang” menjadi simbol kemenangan, keberanian, serta kehormatan yang terus hidup dalam budaya masyarakat Nganjuk hingga kini.

Makna Filosofis Batik Anjuk Ladang

Batik Anjuk Ladang menampilkan desain kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan karakter khasnya.

Motif utama dalam batik ini terinspirasi dari Prasasti Anjuk Ladang. Setiap pola yang digunakan berkaitan dengan akar sejarah dan budaya daerah itu. 

Motif yang sering digunakan adalah perpaduan antara bentuk prasasti, motif batik tradisional, dan gambaran Gunung Wilis. Kombinasi ini memperkuat identitas budaya masyarakat Nganjuk. 

Baca juga: Menyelami Siraman Sedudo, Ritual Mandi Keberkahan di Nganjuk

Setiap motif batik ini memiliki makna tersendiri. Misalnya motif bunga dan tumbuhan melambangkan kesuburan serta harapan. Pola geometris mencerminkan ketahanan dan kekuatan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan. 

Motif unik lainnya yaitu gambar stupa atau monumen Anjuk Ladang. Motif ini menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa pada masa pemerintahan Empu Sindok, khususnya saat pembangunan sebuah bangunan suci bernama Srijayamerta. 

Bangunan tersebut menjadi penanda kawasan Anjuk Ladang, yang kemudian berkembang menjadi Nganjuk. Keberagaman desain yang digunakan memungkinkan Batik Anjuk Ladang tetap relevan dengan perkembangan zaman. 

Proses Pembuatan Batik Anjuk Ladang

Dalam proses pembuatannya, Batik Anjuk Ladang memiliki kesamaan dengan batik daerah lain. Prosesnya yaitu menggunakan teknik canting dan lilin panas.Penbedabta adalah kebanyakan melibatkan laki-laki dalam pembuatannya.

Proses pembuatan batik tulis biasanya memakan waktu lima hingga tujuh hari, tergantung pada kompleksitas motif dan jumlah warna yang digunakan. Semakin banyak warna dalam batik, semakin panjang pula proses pembuatannya. 

Sementara itu, Batik Anjuk Ladang yang dibuat dengan teknik cap atau stempel memiliki proses yang lebih cepat dan efisien. Terdapat dua jenis stempel khas Nganjuk yang menampilkan gambar tugu Anjuk Ladang sebagai identitasnya.

Batik Anjuk Ladang bukan hanya kain bermotif indah, tetapi juga cerminan sejarah dan budaya masyarakat Nganjuk. Dengan nilai filosofis yang mendalam, batik ini menjadi simbol kehormatan yang harus terus dilestarikan. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Fadli Zon Usulkan Dangdut Warisan Budaya Takbenda UNESCO 

Inovasi Batik Riau: Modis Dan Ramah Lingkungan

Jejak Sejarah Laksamana Cheng Ho di Klenteng Sam Poo Kong

Tahu Takwa, Ikon Kuliner Kediri yang Eksis Sejak 1912

Keunikan Camilan Ampo Tuban Berbahan Tanah Liat Pilihan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menyelami Siraman Sedudo, Ritual Mandi Keberkahan di Nganjuk
Next Article Menyaksikan Pusaka Kerajaan di Museum Tosan Aji Purworejo
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?