Sebanyak 40 komunitas seni menampilkan atraksi Reog Ponorogo dalam acara syukuran yang digelar di Jakarta pada Sabtu, 12 Januari 2025.
Acara ini merupakan perayaan penetapan Reog Ponorogo sebagai salah satu warisan budaya takbenda UNESCO, yang menjadi kebanggaan masyarakat Ponorogo dan Indonesia.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas penetapan Reog Ponorogo dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO.
“Syukur alhamdulillah, (berkat) perjuangan seluruh masyarakat dan komponen pegiat seni budaya, Reog Ponorogo secara resmi ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda dari UNESCO. Ini kita betul-betul bersyukur,” ujarnya dilansir dari antaranews.com.
Perjalanan Panjang Menuju Penetapan UNESCO
Perlu proses panjang hingga Reog Ponorogo ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda dunia. Susiwijono menyebut, perjuangan masyarakat memasukkan Reog Ponorogo ke dalam daftar UNESCO imulai sejak bertahun-tahun lalu.
Meskipun begitu, perjalanan ini menghadapi sejumlah kendala dan harus melalui berbagai tahapan.
“Sebenarnya sudah dari sejak tahun-tahun yang lalu (diperjuangkan) supaya Reog Ponorogo diakui UNESCO. Namun, berbagai upaya ternyata memang masih perlu proses cukup panjang, bahkan yang sedianya harusnya dua tahun yang lalu, tiba-tiba ke geser dan baru ditetapkan di Desember 2024 kemarin,” kata Susiwijono.
Penetapan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya takbenda UNESCO terjadi pada sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang berlangsung di Paraguay pada 3 Desember 2024.
Momen ini menjadi pencapaian besar masyarakat Ponorogo dan pencinta seni budaya Indonesia.
Baca jug: Reog Ponorogo Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Peningkatan Upaya Pelestarian dan Peran Generasi Muda
Susiwijono berharap bahwa penetapan Reog Ponorogo akan mendorong upaya pelestarian lebih lanjut terhadap kesenian tradisional ini.
Ia mengajak generasi muda untuk lebih terlibat dalam upaya pelestarian Reog Ponorogo, agar kesenian ini tetap hidup dan berkembang di masa depan. “Harapannya, kaum muda selanjutnya lebih terlibat dalam upaya pelestarian Reog Ponorogo,” tambahnya.
Rencana Pembangunan Monumen Reog Ponorogo
Sebagai langkah konkret dalam pelestarian budaya, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengungkapkan rencana untuk membangun monumen Reog Ponorogo.
Monumen ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat serta destinasi wisata yang dapat menarik wisatawan. “Pemerintah daerah berencana menjadikan monumen ini sebagai sarana edukasi dan wisata,” ujar Sugiri dilansir dari antaranews.com.
Monumen Reog Ponorogo ini nantinya diharapkan tidak hanya sebagai simbol penghormatan terhadap seni tradisional Ponorogo, tetapi juga sebagai alat untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya pelestarian warisan budaya.
Dengan penetapan ini, Reog Ponorogo kini tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di dunia.
Pemerintah daerah Ponorogo dan seluruh komponen masyarakat berharap bahwa hal ini akan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya budaya tradisional dan memberi dampak positif bagi ekonomi lokal melalui sektor pariwisata dan edukasi budaya.