Gelaran Munusa Championship 2025 resmi diselenggarakan di GOR Indoor Wonosobo sejak 28 Mei hingga 1 Juni 2025.
Kompetisi futsal pelajar yang dirancang Munusa Management ini menghadirkan atmosfer baru dengan menggabungkan turnamen futsal tingkat SMP dan SMA serta lomba battle supporter yang sarat kreativitas.
Dalam wawancara bersama media, Zulhan Choirul Muhayat selaku founder Munusa Management mengungkapkan bahwa Munusa merupakan rebranding dari event organizer sebelumnya, yakni Komunik Futsal Championship yang pernah sukses digelar di Ngawi.
Ia menyebut, perubahan nama menjadi Munusa—singkatan dari Muda Nusantara Dipati—resmi dilakukan pada Januari 2025 untuk memberikan citra yang lebih dinamis.
“Kami adalah sekelompok mahasiswa, sebagian besar dari Yogyakarta dan Semarang, yang melihat potensi besar di dunia olahraga pelajar. Wonosobo menjadi pilihan lokasi karena antusiasme masyarakatnya sangat tinggi, terutama dari kalangan media supporter,” terang Zulhan.
Ia juga mengungkapkan, pemilihan Wonosobo sebagai lokasi event tidak dilakukan secara sembarangan.
Baca Juga: Dusun Ngabean Disiapkan Jadi Desa Budaya Bundengan di Wonosobo
Setelah melakukan riset dan polling Instagram, Wonosobo memperoleh lebih dari seribu suara, unggul jauh dari dua kandidat lain yaitu Klaten dan Kendal.
Hasil itu memperkuat keputusan tim Munusa untuk menggelar turnamen di kota yang dikenal berhawa sejuk ini.
Munusa Championship 2025 yang diselenggarakan di Wonosobo merupakan turnamen ketiga setelah sebelumnya digelar di Ngawi dan Pati.

Turnamen ini diikuti 12 tim jenjang SMA dan 8 tim jenjang SMP.
Meskipun jumlah itu masih di bawah target awal, penyelenggaraan tetap berjalan lancar.
Zulhan menyebut kendala justru lebih banyak terjadi pada tahap pra-event, khususnya soal perizinan.
Namun begitu, selama pelaksanaan, dukungan dari berbagai pihak membuat acara berlangsung kondusif.
“Perizinan memang sempat menjadi tantangan, terutama karena adanya kekhawatiran dari turnamen sebelumnya yang dianggap rawan kericuhan. Tapi kami berkomitmen menghadirkan atmosfer yang lebih positif dan edukatif,” imbuhnya.
Salah satu inovasi dalam Munusa Championship adalah lomba battle supporter.
Ajang ini menjadi wadah penyaluran semangat dan kreativitas pendukung tim.
Sistem penilaian bahkan mencakup kekompakan, sportivitas, kehadiran, hingga partisipasi sekolah.
Munusa juga menerapkan pengurangan poin bila terjadi kericuhan, sebagai upaya membentuk kultur supporter yang positif.
“Kami tidak mewajibkan setiap tim membawa supporter, tapi kami beri ruang bagi mereka yang ingin mengekspresikan dukungan secara kreatif. Ini penting untuk mengubah citra supporter pelajar yang selama ini kadang dipandang negatif,” ujar Zulhan.

Dalam pelaksanaan event ini, Munusa Management mendapat dukungan dari Leksana Apparel sebagai sponsor utama, serta sinergi dari Dinas Pemuda dan Olahraga, AFK (Asosiasi Futsal Kabupaten) Wonosobo, KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), dan Polres Wonosobo.
Hal ini menunjukkan kolaborasi lintas pihak yang solid dalam mengembangkan potensi olahraga lokal.
Format pertandingan yang digunakan juga cukup menarik.
Untuk kategori SMA, 12 tim dibagi dalam dua grup, masing-masing memainkan tiga pertandingan secara acak.
Empat tim teratas dari setiap grup melaju ke babak delapan besar.
Sedangkan untuk kategori SMP, format yang digunakan adalah sistem penuh di fase grup dengan dua tim teratas menuju semifinal.
Baca Juga: United Farm Wonosobo Unjuk Gigi, Sapi 1.318 Kg Sabet Juara Nasional
Sementara, dua tim supporter dengan nilai tertinggi akan tampil pada grand final Minggu nanti.
Melihat semangat pelajar Wonosobo, Zulhan menilai potensi futsal di daerah ini sangat besar.
Hanya saja, kurangnya event kompetitif menjadi salah satu kendala dalam pengembangan bakat.
Ia menyebut bahwa pihak AFK juga melihat ajang ini sebagai peluang untuk melakukan talent scouting bagi pemain usia U-16 dan U-19.
“Beberapa tim menunjukkan permainan yang bagus, meski belum merata. Tapi ini menjadi awal yang positif untuk menghidupkan kembali atmosfer futsal di Wonosobo, apalagi ini turnamen pertama setelah sekitar empat tahun vakum,” katanya.

Di akhir wawancara, Zulhan berharap event ini bisa membuka jalan bagi lebih banyak penyelenggara untuk menggelar turnamen di Wonosobo.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan supporter atas antusiasme serta semangat sportivitas yang telah ditunjukkan.
“Tanpa mereka, acara ini tidak akan berjalan. Saya harap mereka terus menjaga semangat positif, bermain maksimal, dan terus berkembang,” pungkasnya.
Dengan semangat muda yang dibawa Munusa, Wonosobo tak hanya menjadi tuan rumah turnamen, tetapi juga panggung bagi lahirnya talenta-talenta baru dan ekosistem supporter yang lebih dewasa.