By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Museum Sidik Jari Denpasar, Museum Lukisan Tanpa Kuas
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Museum Sidik Jari Denpasar, Museum Lukisan Tanpa Kuas
Pariwisata

Museum Sidik Jari Denpasar, Museum Lukisan Tanpa Kuas

Anisa Kurniawati
Last updated: 28/10/2024 00:37
Anisa Kurniawati
Share
3 Min Read
Museum Sidik Jari
Salah satu sudut museum Sidik Jari menamilkan sejumlah koleksi.Foto: denpasarkota.go.id
SHARE

Museum Sidik Jari Denpasar, berlokasi di Jl. Hayam Wuruk No 175, Tanjung Bungkah Denpasar Bali. Salah satu keunikan dari museum ini adalah sebagian besar lukisan yang dipajang dalam prosesnya tidak menggunakan kuas namun menggunakan jari. 

Museum yang dibangun pada tahun 1993 ini, didirikan oleh bapak I Gede Ngurah Rai Pemecutan. Museum Sidik Jari Denpasar sendiri diresmikan pada bulan Juli 1995. Sebagian koleksi museum ini menonjolkan ciri khas sang pelukis yaitu I Gede Ngurah Rai Pemecutan. Ciri khas tersebut yaitu tersusun atas titik-titik yang membentuk satu lukisan utuh. 

Museum ini dinamakan museum Sidik Jari karena berkaitan dengan cara yang digunakan ketika melukis. Metodenya yaitu menggunakan ujung jari pelukis yang sudah diolesi oleh berbagai macam warna cat lukis. Karena melukis tanpa menggunakan kuas, tentunya terdapat bekas sidik jari. Sehingga dinamakan lukisan Sidik Jari.

Sejarah menggunakan jari untuk melukis, semuanya berawal dari kegagalan dalam menyelesaikan lukisan tari Baris. Kemudian untuk memperbaiknya, Gede Ngurah memoleskan cat warna-warna diatas lukisan tari Baris tersebut menggunakan jari tangan.

Baca Juga: Amalia Pradifera, Jadikan Keramik Kanvas Lukisan

Ternyata hasil lukisan tersebut tampak indah. Dari situlah sang pelukis kemudian menerapkan metode tersebut ke lukisannya. Teknik ini sebenarnya masuk ke dalam teknik pointilisme, hanya saja jika sebagian besar pelukis masih menggunakan kuas, Ngurah Gede menggunakan jari telunjuknya dan hanya menggunakan warna dasar. 

Gede Ngurah Rai Pemecutan

I Gede Ngurah Rai Pemecutan sendiri telah menghasilkan sekitar 640 karya lukisan yang dipajang di museum Sidik Jari Denpasar. Salah satu karya terbaiknya adalah lukisan yang mengisahkan peristiwa Perang Puputan Bandung. Karya ini dibutuhkan waktu 18 bulan untuk membuatnya. 

Disamping melukis, I Ngurah Gede juga seorang penyair. Puisi yang ditulisnya kebanyakan menggunakan bahasa sederhana namun dalam maknanya. Sebagian puisi tersebut diabadikan dalam bentuk prasasti batu bertulis, sebagian lagi terdapat di buku-buku. 

Baca Juga: Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan

Di museum lukisan ini, pengunjung tidak hanya dapat melihat lukisan dan puisi saja, melainkan pengunjung juga dapat mendalami budaya Bali seperti seni tari. Sejak awal, museum ini didirikan tidak hanya untuk mengabadikan karya sang pelukis, namun juga sebagai wahana pendidikan. 

Untuk kenyamanan pengunjung museum sidik jari, museum juga dilengkapi dengan fasilitas seperti cafe, , toilet umum dan area parkir yang luas. Jam buka museum lukisan sidik jari mulai dari jam, 08:00 – 16:00 untuk hari Senin hingga Jumat. Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu dibuka mulai dari jam 09.00-12.00.  (Dari Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Keindahan Kawah Putih Dolok Tinggi Raja di Simalungun

Menyusuri Jejak Bangsa Portugis di Benteng Otanaha Gorontalo 

Desa Wisata Rhepang Muaif Tawarkan Budaya Lokal Papua

Tur Abdi Dalem Experience Kembali Ajak Wisatawan Berwisata

Presiden Jokowi Soroti Pariwisata Laut Alor yang Luar Biasa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Seni gulat tradisional Pathol Sarang Pathol Sarang, Gulat Tradisional Asli Rembang
Next Article museum kartini rembang Menelusuri Tokoh Emansipasi Di Museum RA Kartini
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?