By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Naniura, Sashimi Ala Batak yang Jadi Hidangan Para Raja
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Naniura, Sashimi Ala Batak yang Jadi Hidangan Para Raja
Warisan Budaya

Naniura, Sashimi Ala Batak yang Jadi Hidangan Para Raja

Achmad Aristyan
Last updated: 08/12/2024 15:54
Achmad Aristyan
Share
Naniura, hidangan ikan mentah khas Batak. Foto: indonesia.go.id
SHARE

Indonesia kaya akan beragam kuliner tradisional, dan salah satu yang sangat khas berasal dari suku Batak di Sumatera Utara. Naniura, yang sering disebut sebagai “sashimi ala Batak,” merupakan hidangan ikan mentah yang diolah dengan cara unik dan menjadi salah satu sajian istimewa di kalangan masyarakat Batak. 

Asal Usul Naniura

Secara tradisional, naniura adalah ikan yang tidak dimasak, tetapi direndam dalam air jeruk jungga. Ikan mas adalah bahan utama dalam hidangan ini, selain berbahan ikan nila berukuran kecil. 

Marinasi dengan jeruk jungga ini membuat ikan menjadi matang secara perlahan, menghilangkan bau amis, serta memberikan rasa segar yang khas. Sebagai tambahan, bumbu-bumbu tradisional seperti andaliman (merica Batak), kecombrang, bawang merah, dan cabai merah digunakan untuk memperkaya cita rasa, memberikan rasa gurih, pedas, dan asam.

Melansir dari indonesiakaya.com, naniura berarti ikan yang tidak dimasak dalam bahasa Batak. Namun, meski tidak dimasak dengan cara tradisional, proses persiapannya membutuhkan waktu cukup lama, antara 4 hingga 6 jam, karena ikan harus direndam hingga meresap dengan sempurna.

Baca juga:Kapal Pinisi, Daya Tarik Wisata Warisan Maritim Indonesia

Bumbu-bumbu Khas 

Salah satu bahan penting dalam pembuatan naniura adalah andaliman, sejenis merica khas Batak yang memberikan rasa pedas dan aroma khas. Selain andaliman, jeruk jungga berperan penting untuk menghilangkan bau amis pada ikan serta memberi rasa asam yang segar pada hidangan ini. 

Kecombrang, atau rias, juga digunakan dalam pembuatan naniura. Kecombrang memiliki aroma yang sangat harum, yang tidak hanya memperkaya rasa tetapi juga mengurangi bau amis dari ikan.

Bumbu-bumbu lain seperti kunyit, kemiri, jahe, dan lengkuas turut menyumbangkan rasa dan aroma yang membangkitkan selera makan. Keistimewaan dari naniura terletak pada kesederhanaan bahan dan cara memasaknya yang alami, tetapi menghasilkan cita rasa yang khas.

Baca juga: Huta Siallagan, Pesona Budaya Batak Di Tepi Danau Toba

Budaya Batak

Dahulu Naniura kerap disajikan dalam acara-acara adat, terutama saat perayaan besar atau sebagai persembahan kepada raja. Hidangan ini tidak bisa sembarangan dibuat, hanya orang-orang tertentu yang memiliki keahlian dalam menyiapkannya. 

Meski demikian, kini naniura sudah menjadi sajian yang bisa dinikmati siapa saja, baik di rumah makan khas Batak atau sebagai hidangan rumahan yang hangat di berbagai keluarga Batak. Selain cita rasa yang unik, naniura juga memiliki makna budaya yang mendalam. 

Dalam lagu daerah Batak yang berjudul “Tabo Do Dekke Naniura” (Ikan yang Diasami Itu Rasanya Enak), kelezatan naniura menjadi simbol kebanggaan kuliner Batak yang diwariskan turun-temurun. Lagu ini mencerminkan betapa pentingnya hidangan ini dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Batak. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Kuliner Tradisional Jenang Saren Khas Jawa yang Kian Langka

Gedung Nusantara Senayan, Saksi Demokrasi Indonesia

3 Rekomendasi Kuliner Soto Bandung Enak di Kota Kembang

Alunan Musik Rindik Bali Lebih dari Suara Alat Musik

Seni Gaok, Kesenian Membaca Puisi Sunda dari Majalengka

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Soto Karang, Kuliner Unik dari Lereng Gunung Lawu Karanganyar
Next Article Gunung Padang, Peradaban Kuno di Tanah Pasundan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?