By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Bahasa Lumajangan Dibikin Kamus Demi Hindari Kepunahan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Bahasa Lumajangan Dibikin Kamus Demi Hindari Kepunahan
Warisan Budaya

Bahasa Lumajangan Dibikin Kamus Demi Hindari Kepunahan

Anisa Kurniawati
Last updated: 07/11/2024 14:52
Anisa Kurniawati
Share
Kamus Bahasa Lumajangan Bagi Milenial
Kamus Ndak Kaop Bahas Lumajang
SHARE

Bahasa Lumajangan pernah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari warga Lumajang sebelum tahun 2000-an.

Di tengah arus globalisasi yang kian mengikis identitas lokal, dua pemuda asal Lumajang, Ainul Yakin dan Fytrya Arys Sandi, mengambil langkah berani untuk melestarikan kekayaan bahasa daerah mereka. Mereka berhasil menyusun sebuah kamus berjudul “Ndak Kaop”, yang berisi ratusan kosakata khas Lumajangan, sebagai bentuk upaya nyata dalam menjaga kelestarian bahasa daerah.

Ainul Yakin menjelaskan bahwa tujuan penyusunan kamus tersebut bukan hanya untuk mendokumentasikan, tetapi juga menghidupkan kembali kosakata lokal yang hampir hilang dari percakapan sehari-hari masyarakat Lumajang, Jawa Timur

“Kosakata ini kebanyakan sudah jarang sekali digunakan, bahkan tidak diketahui lagi oleh generasi muda. Dengan kamus ini, kami berharap bahasa Lumajangan bisa terus eksis,” ujar Ainul usai menjadi narasumber di acara Minggu Beranda Keluarga di LPPL Radio Suara Lumajang, Minggu (3/11/2024).

Proses pengumpulan kosakata ini bukanlah perjalanan singkat. Sejak tahun 2012, Ainul telah aktif menginventarisasi kata-kata khas Lumajangan melalui unggahan di grup Facebook komunitas Lumajang. Hal ini ia lakukan karena melihat bahwa penutur asli bahasa Lumajangan, yang umumnya berusia lanjut, semakin berkurang. Bagi Ainul, dokumentasi ini menjadi langkah penting agar warisan bahasa daerah tidak lenyap ditelan perubahan zaman.

Simbol Perjuangan

Menurut Ainul, bahasa Lumajangan pernah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari warga Lumajang sebelum tahun 2000-an. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan kurangnya regenerasi penutur, banyak generasi muda yang kini tidak lagi memahami bahasa daerah tersebut. Oleh karena itu, “Ndak Kaop” disusun sebagai referensi bagi siapa saja yang ingin mempelajari dan menggunakan bahasa Lumajangan.

“Di zaman sekarang penuturnya semakin berkurang, bahkan banyak pemuda milenial yang tidak tahu bahasa Lumajangan. Oleh karena itu, kamus ini diharapkan dapat menjadi pegangan untuk melestarikan bahasa kita sendiri,” katanya.

Baca juga: Revitalisasi Bahasa di Tanimbar Lestarikan Warisan Budaya

Ainul berharap, kehadiran kamus “Ndak Kaop” dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Lumajang. Ia berharap agar bahasa Lumajangan bisa kembali hidup dan digunakan dalam percakapan sehari-hari, sehingga tidak hilang ditelan perkembangan zaman.

“Semoga kosakata Lumajangan tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan bisa dituturkan setiap hari oleh warga Lumajang,” harapnya penuh optimis.

Sejak diluncurkan pada September 2023 lalu, “Ndak Kaop” telah mendapat sambutan hangat. Buku ini juga sudah dicetak sebanyak 100 eksemplar dan tersedia di Toko Venus dan Toga Mas Lumajang, memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mendukung pelestarian bahasa daerah.

Upaya Ainul dan Fytrya ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Lumajang, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menghargai dan melestarikan bahasa lokalnya. “Ndak Kaop” bukan sekadar kamus, tetapi sebuah simbol perjuangan untuk mempertahankan jati diri budaya yang tak ternilai.

You Might Also Like

Atraksi Tari Kecak, Tarian Magis Tradisi Pulau Dewata Bali

Rawon dan Laksa, Kuliner Indonesia Yang Mendunia

Memahami Filosofi Habonaron Do Bona Di Simalungun

Legomoro, Jajanan Khas Kotagede Yogyakarta yang Bikin Hati Lega

Ini Alasan Ubi Madu Cilembu Sumedang Bercita Rasa Unik

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Pendekatan Budaya Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis
Next Article Tor-Tor Sombah, Tarian Penghormatan Kepada Raja
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?