Tim Pegiat Budaya dan Sejarah Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah melakukan napak tilas sejarah Jalur Rempah ke Kepulauan Banda Provinsi Maluku. Tim menyusuri jalur rempah untuk menambah khazanah pengetahuan serta mengungkap sejarah Jalur Rempah Nusantara.
Meskipun Kabupaten Batang tidak termasuk bagian penting dari Jalur Rempah Nusantara, tapi pengetahuan ini sangat penting, karena merupakan cikal bakal terjadinya kolonialisme bangsa Eropa terhadap Indonesia.
Ketua Tim Pegiat Budaya dan Sejarah Batang Sodikin mengatakan, rempah nusantara telah mengubah wajah dunia, melahirkan kolonialisme Bangsa Eropa sekaligus melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Tim memulai perjalanan sejak Rabu, 28 September 2024 melalui jalur udara dari Jakarta ke Makasar. Dilanjutkan, lewat jalur laut menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Tulehu Ambon menuju Pelabuhan Banda Neira, ditempuh selama enam jam perjalanan,” katanya seperti dilansir dari Infopublik.id, Rabu (25/9/2024).
Sodikin mengaku, tim mendapat banyak hal yang dapat dipelajari selama trip muhibbah sejarah kali ini. Sebab di abad 16, Pala merupakan komoditas yang menghebohkan dunia barat.
“Harganya jauh melebihi harga emas. Konon perbedaan harga pala di Banda dan Eropa mencapai 60 ribu persen, sehingga Bangsa Eropa mempertaruhkan segalanya untuk mencari sumber buah ini” jelasnya.
Sejarah mencatat, ekspedisi berhasil dilakukan penjajah Portugis, sebagai bangsa Eropa pertama yang memasuki Banda pada 1.512 Masehi.
“Portugis akhirnya membangun Benteng Nasau di Pulau Banda Neira sebagai pangkalan militer untuk mengamankan ekspedisi dagangnya. Belum sampai benteng selesai dibangun, ternyata misi dagang Belanda, VOC menyusul memasuki Kepulauan Banda,” terangnya.
Perebutan kuasa pun terjadi dan VOC memperoleh kemenangan. Portugis terusir dari Banda dan selanjutnya VOC memegang penuh monopoli perdagangan pala di Banda.
“Untuk memperkuat pertahanan militernya dibangunlah benteng baru yang dinamakan Benteng Belgica di Pulau Banda Neira. Berada tak jauh dari Benteng Nasau yang ditinggalkan Portugis karena begitu pentingnya komoditas pala di Eropa,” ungkapnya.
Kerajaan Inggris pun mengirimkan tim ekspedisi militernya ke Banda. Karena sebagian besar Kepulauan Banda sudah dikuasai Belanda, maka terjadilah peperangan antara Inggris dan Belanda di Pulau Banda.
Inggris pun terdesak dan hanya mampu menguasai satu pulau yang bernama Pulau Rhun yang berjarak cukup jauh sekitar 10 mil laut ke arah barat dari Pulau Banda Besar.
“Meskipun pulaunya tidak terlalu besar, namun Pulau Rhun juga luar biasa. Sebab seluruh pulau penuh tertutup pepohonan pala yang lebat. Konon, sekali panen pala di pulau itu, bisa memenuhi satu rombongan ekspedisi kapal Inggris,” pungkasnya.