Sebuah pertunjukan Pencak Silat memukau para hadirin dalam gelaran “Indonesian Night” yang berlangsung di sela Festival Film Cannes 2025.
Aksi ini menjadi sorotan utama dalam malam perayaan budaya dan perfilman Indonesia di panggung internasional.
Dipersembahkan oleh tim Uwais Pictures, pertunjukan ini tidak hanya menampilkan keindahan gerak dan teknik bela diri khas Nusantara, namun juga menjadi simbol kuat dari warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Para tamu undangan dari berbagai negara tampak memberikan apresiasi tinggi terhadap atraksi itu.
Baca Juga: Fadli Zon Gagas Penguatan Diplomasi Budaya di Rusia
Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang hadir langsung dan membuka acara menekankan pentingnya memajukan budaya bangsa melalui ekosistem perfilman yang kuat dan berakar pada identitas nasional.
Dalam keterangan tertulis yang diunggah pada akun Instagram resminya @fadlizon, Fadli menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara Mega Diversity memiliki potensi besar untuk turut mewarnai perfilman global.
“Sebagai warisan budaya tak ternilai, Pencak Silat adalah representasi dari kekayaan identitas bangsa yang harus terus dikembangkan dan diperkenalkan melalui berbagai media, termasuk film,” tulis Fadli pada Sabtu (18/5).

Menurutnya, kolaborasi antara sineas dalam dan luar negeri, termasuk dalam bentuk produksi bersama, bisa menjadi cara efektif untuk memperkenalkan budaya Indonesia secara lebih luas.
Ia mengundang para pelaku industri film mancanegara untuk melakukan produksi di Indonesia, negeri dengan lanskap budaya yang beragam dan kreativitas yang terus berkembang.
“Indonesian Cinema Night” tahun ini juga menghadirkan deretan film nasional yang tengah bersinar di kancah internasional, seperti Pangku, Renoir, Ikatan Darah, Timur, dan Jumbo.
Namun kehadiran pencak silat sebagai penampilan budaya menjadi salah satu momen yang paling mencuri perhatian di malam itu.
Baca Juga: Fadli Zon Tunjuk 3 Sejarawan Garap Kerangka Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Fadli menegaskan, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Kebudayaan akan terus berupaya menjadikan industri budaya dan film sebagai kekuatan lunak (soft power) yang mempererat kerja sama antarbangsa serta menjadi penggerak kemajuan dan perdamaian global.
