Dua situs geopark di Indonesia, yaitu Geopark Kebumen di Jawa Tengah dan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan, baru saja ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp).
Penetapan ini dilakukan pada April 2025 dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO, bersama dengan 14 situs geopark lainnya dari berbagai negara, sehingga kini total terdapat 229 Geopark Global UNESCO yang tersebar di 50 negara di dunia.
Geopark, atau taman bumi, adalah kawasan yang memiliki nilai geologis penting, termasuk keanekaragaman batuan, mineral, flora, fauna, serta nilai budaya.
Geopark juga berfungsi sebagai sarana edukasi, konservasi, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal yang mengelolanya dengan prinsip keberlanjutan.
Baca Juga: Geopark Nasional Dieng Resmi Ditetapkan, Jalan Menuju UNESCO Terbuka
Dengan penambahan Kebumen dan Meratus, Indonesia kini memiliki 12 geopark yang telah mendapatkan pengakuan internasional melalui jaringan UGGp.
Kawasan-kawasan ini tidak hanya penting dalam pelestarian alam dan budaya, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukatif dan petualangan.
Bagi para pelancong yang tertarik mengeksplorasi geopark, perlu memperhatikan kesiapan fasilitas kunjungan, mulai dari akses transportasi, informasi rute, pemandu lokal, hingga aturan konservasi yang berlaku di setiap lokasi.
Berikut adalah daftar 12 Geopark Indonesia yang saat ini terdaftar dalam jaringan UNESCO Global Geopark:
- Geopark Batur (Bali). Terletak di sekitar kaldera Gunung Batur, kawasan ini menawarkan pemandangan khas Pulau Dewata dengan danau yang menawan.
- Geopark Gunung Sewu (Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur). Menampilkan bentang alam karst tropis yang terbentuk dari proses geologis selama jutaan tahun.
- Geopark Ciletuh-Palabuhanratu (Jawa Barat). Memiliki formasi batuan purba, air terjun, dan garis pantai dengan jejak geologi berusia 65 juta tahun.
- Geopark Rinjani-Lombok (NTB). Mencakup kaldera Gunung Rinjani, savana, dan hutan tropis sebagai daya tarik utama.
- Geopark Kaldera Toba (Sumatra Utara). Menyajikan 16 geosite mencakup Danau Toba, air terjun, dan bukit vulkanik.
- Geopark Belitong (Bangka Belitung). Dikenal akan formasi batu granit eksotis serta kekayaan hayati laut dan darat.
- Geopark Ijen (Jawa Timur). Terkenal dengan danau asam terbesar di dunia dan fenomena langka api biru.
- Geopark Maros-Pangkep (Sulawesi Selatan). Dihiasi batuan kapur dari masa prasejarah yang membentuk lanskap dramatis.
- Geopark Merangin Jambi (Jambi). Menjadi rumah bagi fosil tumbuhan berusia sekitar 296 juta tahun dari era Permian Awal.
- Geopark Raja Ampat (Papua Barat). Menyimpan biodiversitas laut luar biasa dan batuan purba dari era Silur-Devon.
- Geopark Kebumen (Jawa Tengah). Menampilkan formasi batuan purba, gua karst, serta jejak geologis dari masa silam.
- Geopark Meratus (Kalimantan Selatan). Menawarkan kekayaan geologis tropis yang berpadu dengan budaya lokal dan kearifan masyarakat adat.
Baca Juga: Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Penambahan dua situs baru ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan geologi dan biodiversitas yang diakui dunia.
Ke depan, geopark diharapkan menjadi lokomotif pariwisata berbasis konservasi serta sarana peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan. (Diolah dari berbagai sumber)