Kesenian khas Karawangan yang memadukan antara tari ronggeng dan lawakan populer disebut Topeng Banjet. Sekarang, kesenian ini juga dikolaborasikan dengan bentuk kesenian modern.
Kesenian Topeng Banjet diperkirakan sudah ada sebelum Indonesia merdeka yaitu sekitar tahun 1900-an. Awalnya kesenian ini hanya dinamakan topeng saja.
Kata “Banjet” digunakan sebagai pembeda dari pengamen topeng Jawa yang dulu banyak berkeliling di Karawang.
Penyebaran kesenian ini sampai ke daerah Subang, Purwakarta, dan daerah Priangan, Jawa Barat. Kesenian ini kemudian disesuaikan dengan selera masyarakat terutama dalam gaya dan bahasanya.
Diselingi Guyonan
Pada zaman dahulu, tari topeng ini berfungsi sebagai pelengkap upacara adat. Seiringnya perkembangannya, kesenian ini digunakan dalam acara-acara hiburan, hari nasional, hajatan, penyambutan tamu, dan sebagainya.
Kesenian ini memiliki gerak yang dinamis. Gerakan mulai dari tangan, kaki dan badan menyatu dengan irama tetabuhan. Iringannya didominasi pukulan gendang serta alat musik lain seperti bonang, kecrek, gong, kendang, dan rebab.
Awalnya, dalam pementasan kesenian Topeng Banjet ada pemain yang menggunakan Topeng, yaitu pada babak Ngajantuk dan babak Ngedok. Namun, hanya sampai tahun 1949, semenjak itu dilarang penguasa setempat.
Dengan dihapusnya pemakaian topeng itu maka hapuslah babak Ngajantuk itu sampai sekarang. Walaupun demikian pemakaian kata Topeng tetap dipakai untuk penamaan kesenian Topeng Banjet.
Pertunjukan kesenian ini terkadang juga disisipi tarian ketuk tilu. Dalam penampilannya topeng banjet lucu dan menghibur karena banyak guyonannya. Terlebih lagi kesenian ini dikolaborasikan dengan bentuk kesenian modern.
Tokoh Pelopor
Ada banyak tokoh yang mempopulerkan kesenian tradisional ini, Beberapa diantaranya yaitu seniman dari grup Daya Asmara. Pada 1930-an, ada kesenian Ajeng yang sempat mengalami masa keemasan di wilayah Karawang.
Pelopor seni ini antara lain Emas Binti Sapar, Ali Saban, dan Mang Askin. Emas binti Sapar alias Bi Ijem terkenal sebagai pelawak usai bergabung Ali Saban (almarhum) dan Mang Askin, pelawak topeng pada era 80-an.
Sayangnya, kesenian Topeng Banjet kini mulai jarang terlihat di Karawang, Jawa Barat. Salah satu faktornya dikarenakan sedikitnya generasi muda yang melestarikan kesenian khas Karawang ini. (Dari berbagai sumber)