By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Pesan Religi Di Balik Liukan Gerak Tari Saman Aceh
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Pesan Religi Di Balik Liukan Gerak Tari Saman Aceh
Warisan Budaya

Pesan Religi Di Balik Liukan Gerak Tari Saman Aceh

Anisa Kurniawati
Last updated: 19/12/2024 01:24
Anisa Kurniawati
Share
Keunikan dari tarian ini adalah gerakannya yang seragam, bergerak dengan waktu dan ritme yang serempak dan berubah secara bergantian.
SHARE

Tari Saman, salah satu tarian adat asal Aceh yang sudah diakui UNESCO. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo dan dikembangkan Syekh Mohammad as-Samman, seorang guru tasawuf. Tarian ini ditampilkan sebagai media silaturahmi, persahabatan, berdakwah, dan  juga berisi pesan moral. 

Sejumlah literatur menyebutkan, Tari Saman berasal dari Suku Gayo. Suku ini menempati wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Kabupaten Gayo Lues. Tarian ini dibawakan pada saat merayakan peristiwa-peristiwa penting. 

Tari saman juga merupakan perkembangan dari permainan rakyat yang bernama Tepuk Abe Kian. Pada saat itu, permainan ini sangat digemari masyarakat Aceh, sehingga membuat Syekh Saman terinspirasi untuk membuat tarian ini dengan menyisipkan syair-syair pujian kepada Alllah SWT. 

Baca juga: Upacara Adat Peusijuek, Tradisi Syukuran Masyarakat Aceh

Tarian Ajaran Tasawuf

Syekh Mohammad as-Samman, guru tasawuf kelahiran Madinah, abad ke-17 M. Tasawuf  sejenis penghayatan mendalam terhadap Islam lewat berbagai cara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dia kemudian memilih berkesenian untuk mengajarkan tasawuf. 

Cara Syekh Samman mengajarkan tasawuf membuat beberapa orang terpikat dan menjadi muridnya. Kelompok tersebut bersama Syekh Samman, menyebarkannya hingga ke tanah Melayu, termasuk ke Gayo, wilayah Aceh.

Tiba di Aceh, syair-syair karya Syekh Samman hidup dan berkembang seiring dengan adat tradisi masyarakat setempat. Orang setempat menyebutnya sebagai “ratib saman”. Sekarang orang mengenalnya sebagai tari Saman.

Ketika melakukan praktik ratib saman, Syekh Samman meminta muridnya duduk berjejer dalam beberapa baris. Praktik ini diikuti murid 7 (ganjil) orang dan semuanya lelaki. Mereka melantunkan syair pujian, sementara tangannya menepuk dada, paha, dan bahunya sendiri. 

Menepuk tangan termasuk dalam ciri khas tarian-tarian Melayu kuno jauh sebelum kedatangan Syekh Samman. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, Syekh Saman mempelajari tarian Melayu kuno. Dia kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. 

Tarian ini berkembang ke berbagai wilayah Aceh. Jika tadinya hanya ditampilkan saat perayaan Maulid nabi kemudian juga dipentaskan untuk acara lain. Isi syairnya juga berkembang mengenai riwayat tokoh setempat, nasihat hidup, dan pengingat akan adat-istiadat. 

Para penampilnya juga bukan hanya lelaki, namun juga perempuan. Pemerintah kolonial Belanda sempat melarang tari saman. Alasannya, karena  tari saman digunakan para pejuang Aceh untuk mengobarkan semangat rakyat Aceh melawan Belanda.

Baca juga: Mengintip Tari Sintren, Tarian Mistis Dari Dalam Kurungan

Penampilan Tari Saman

Tari Saman ditampilkan puluhan penari, bahkan bisa ratusan. Setiap penampil dalam tari saman menggunakan baju adat khas Aceh yang longgar, panjang, dan berwarna cerah seperti merah, kuning, dan ungu. Lengkap dengan sarung dan ikat kepala, baik bagi lelaki maupun perempuan.

Tarian ini tidak menggunakan musik, hanya suara gendang tangan, tepukan tangan dan dada, serta suara penarinya saja sebagai pengiring. Beberapa gerakan tari Saman disebut tepok, kirep, lingang, lengek, guncang, dan surang-saring. 

Keunikan dari tarian ini adalah gerakannya yang seragam, bergerak dengan waktu dan ritme yang serempak dan berubah secara bergantian. Gerakan ini melambangkan kehidupan sehari-hari masyarakat Gayo dan juga berisi pujian kepada Allah SWT.

Sekarang tarian Saman seringkali dipertunjukan dalam berbagai acara resmi kenegaraan. Karena keindahan dan kedalaman pesannya, tari saman tetap bertahan dan menjadi warisan budaya yang membanggakan Aceh dan juga Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Jaranan Mataraman, Representasi Prajurit Mataram dari Blitar 

Akulturasi Kultur Jawa dan Madura dalam Tari Godril Lumajang

Membaca Makna dan Filosofi di Balik Sembahyang Twan Yang

3 Rekomendasi Kuliner Soto Bandung Enak di Kota Kembang

Kopi Bulan Madu Bondowoso, Rahasia Penambah Stamina Alami

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Liburan Edukasi Di Museum Kambang Putih Tuban
Next Article 7 Tradisi Unik Perayaan Lebaran dari Berbagai Daerah
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?