Khuntulan adalah seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama “Khuntulan” sendiri berasal dari kata khoto’an, yang berarti “sholawat yang diucapkan bersama”.
Kesenian ini menjadi bentuk ekspresi syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui puji-pujian dan doa yang dibacakan secara bersama-sama.
Khuntulan tidak hanya menjadi seni pertunjukan, tetapi juga sebuah simbol kebersamaan dan identitas bagi masyarakat Yogyakarta.
Gerakan dan Elemen Seni dalam Khuntulan
Melansir dari kebudayaan.slemankab.go.id, Khuntulan memadukan berbagai elemen seni, menjadikannya sebuah pertunjukan yang kaya akan makna.
Gerakan tari Khuntulan merupakan kombinasi antara tarian jathilan, dan seni bela diri yang mengandung unsur kekuatan fisik, seperti gerakan menghentak, kuda-kuda, pukulan, dan tendangan.
Gerakan-gerakan itu mencerminkan semangat juang dan keberanian, yang disertai dengan pembacaan sholawat Nabi Muhammad SAW serta kitab Al-Barzanji sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi.
Pertunjukan Khuntulan juga diiringi dengan berbagai alat musik tradisional, seperti terbang (rebana), bedug, jidor, gong, dan organ.
Musik ini memberikan nuansa spiritual dan ritmis yang mendalam, memperkuat kesan sakral dan khusyuk dalam setiap gerakan dan pembacaan yang dilakukan para pemain.
Fungsi dan Makna Sosial Khuntulan
Dilansir dari Wikipedia, bagi masyarakat Yogyakarta, Khuntulan merupakan sarana untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang diterima.
Setiap pertunjukan Khuntulan adalah bentuk penghormatan dan doa bersama, yang diharapkan dapat membawa berkah dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesenian ini seringkali dipertunjukkan pada berbagai acara penting, seperti perayaan hari besar keagamaan, pernikahan, atau acara adat lainnya. Sebagai sebuah kesenian, Khuntulan juga menggambarkan kebersamaan dalam masyarakat.
Setiap individu yang terlibat dalam pertunjukan ini, baik penari, pemusik, maupun pembaca sholawat, bekerja sama untuk menciptakan harmoni dan kekuatan spiritual dalam satu kesatuan utuh.
Inilah yang menjadikan Khuntulan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat Yogyakarta.
Khuntulan Sebagai Identitas Budaya Yogyakarta
Selain wujud rasa syukur dan ibadah, Khuntulan juga identitas budaya masyarakat Yogyakarta.
Kesenian ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang teguh masyarakat setempat, seperti gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap Tuhan serta sesama.
Khuntulan menjadi bagian dari kekayaan budaya yang terus dijaga dan dilestarikan, baik dalam bentuk pertunjukan maupun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Yogyakarta.
Dengan pengaruh budaya yang begitu mendalam, Khuntulan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya nilai-nilai spiritual dan sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Seiring waktu, kesenian ini terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman, namun tetap mempertahankan akar-akar tradisinya sebagai ekspresi syukur yang luhur. (Dari berbagai sumber)