Salah satu seni yang menjadi warisan budaya khas daerah Pacitan, Jawa Timur adalah Rontek. Kesenian ini telah lama salah satu kekayaan dan keragaman budaya dan kesenian tradisional di daerah yang dikenal dengan Kota 1001 Goa.
Melansir dari goodnewsfromindonesia.id, secara etimologis kata rontek berasal dari dua kata, yaitu ronda dan thek-thek. Ronda merujuk pada kegiatan berkeliling untuk menjaga keamanan, yang sering dilakukan pada malam hari.
Sementara itu, thek-thek adalah suara yang dihasilkan alat musik dari bambu yang dipadukan dengan bunyi khas . Dengan demikian, rontek bisa diartikan sebagai kegiatan ronda atau penjagaan yang dilakukan dengan iringan musik thek-thek.
Pada awalnya, seni Rontek berfungsi sebagai sarana untuk menjaga keamanan lingkungan, namun seiring berjalannya waktu, Rontek berkembang menjadi sebuah bentuk seni yang memiliki nilai budaya dan hiburan yang sangat kaya.
Pada tahun 1970-an hingga 1990-an, terjadi akulturasi budaya yang membuat alat musik kenthongan, yang awalnya terbuat dari kayu, digantikan dengan bambu. Bambu memiliki keunggulan karena lebih mudah didapat dan lebih praktis digunakan, serta menghasilkan suara yang khas.
Baca juga: Tari Batik Pace dari Pacitan, Kisah Buah Pace dalam Gerakan
Alat Pengamanan
Seni Rontek di Pacitan memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Fungsi utamanya adalah sebagai alat pemantau keamanan, terutama pada malam hari.
Namun, pada bulan Ramadhan, seni Rontek juga digunakan untuk membangunkan masyarakat saat sahur. Dengan iringan musik bambu yang khas, Rontek menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Pacitan selama bulan suci ini.
Rontek bukan hanya berfungsi sebagai alat pengaman, tetapi juga sebagai media untuk mengungkapkan emosi. Melalui irama dan nada yang dimainkan, Rontek mencerminkan suasana hati dan perasaan para pemainnya, menjadikannya sebagai bentuk ekspresi budaya yang mendalam.
Baca juga: Seni Tayub Nganjuk, Tarian Pergaulan Yang Kini Mengikuti Zaman
Media Ekspresi
Rontek juga berfungsi sebagai alat memperkuat norma sosial. Dalam pentas, seni ini mengajarkan nilai-nilai kekompakan, kedisiplinan, tanggung jawab dan kesabaran kepada masyarakat.
Seni Rontek sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti bersih desa, sebagai bentuk pengesahan lembaga sosial dan tradisi. Lebih dari sekadar seni pertunjukan, Rontek juga berfungsi untuk mengintegrasikan masyarakat.
Melalui grup-grup seni tradisional ini, berbagai elemen masyarakat di Pacitan, bahkan dari luar daerah, dapat bersatu dalam sebuah pertunjukan yang meriah.
Festival seni Rontek yang diadakan setiap tahun semakin mempererat tali persaudaraan dan memperkenalkan budaya Pacitan ke masyarakat yang lebih luas.
Seni Rontek adalah cermin dari kekayaan budaya Pacitan yang terjaga dengan baik meskipun mengalami berbagai perubahan. Dengan fungsi yang sangat beragam, mulai dari alat keamanan hingga sebagai media ekspresi dan hiburan, Rontek menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Pacitan. (Diolah dari berbagai sumber)