By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Mengenal Senjata Tradisional Identitas Budaya Suku Kaili
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Mengenal Senjata Tradisional Identitas Budaya Suku Kaili
Warisan Budaya

Mengenal Senjata Tradisional Identitas Budaya Suku Kaili

Achmad Aristyan
Last updated: 19/01/2025 15:55
Achmad Aristyan
Share
3 Min Read
Guma, Doke, dan Kaliavo dalam bentuk souvenir (kiri) dan Guma versi asli (kanan). Foto: disperindag.sigikab.go.id
SHARE

Senjata tradisional seperti Guma, Doke, dan Kaliavo sejak dahulu menjadi bagian integral identitas masyarakat suku Kaili, yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.

Dilansir dari laman sigikab.go.id, Senjata-senjata ini tidak hanya menjadi alat bertahan hidup, tetapi juga simbol status sosial, kekuatan, dan keagungan dalam budaya masyarakat Kaili.

Masyarakat Kaili menetap di Kabupaten Sigi, yang berada di tengah bentang alam Sulawesi Tengah. Daerah ini, selain terkenal dengan pesona alamnya, juga kekayaan budaya dan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi.

  1. Guma: Senjata Kehormatan dan Lambang Status

Guma, yang kini dianggap sebagai simbol kebanggaan, dulu sering kali digunakan oleh Tadulako, pemimpin perang yang disegani dalam masyarakat Kaili.

Selain sebagai senjata, Guma juga memiliki nilai simbolis sebagai representasi status sosial dan martabat seseorang. Jenis gagang yang bervariasi menunjukkan kedudukan penggunanya, seperti bangsawan, raja, atau rakyat biasa.

Di masa kini, Guma bahkan dijadikan sebagai bagian dari mahar dalam pernikahan, terutama bagi keluarga bangsawan, sebagai wujud penghormatan terhadap tradisi leluhur.

Baca juga: Suku Kaili Dan Sejarah Masa Lalu Kota Palu

  1. Doke: Tombak Serbaguna dalam Taktik Tempur 

Doke adalah senjata yang berperan strategis dalam peperangan tradisional Suku Kaili. Ujungnya yang runcing dan bentuk bilah belah ketupat memberikan kemampuan menikam yang efektif.

Tombak ini didesain agar fleksibel dalam penggunaannya: untuk pertempuran jarak dekat, Doke ditusukkan langsung ke arah lawan; sedangkan untuk jarak jauh, Doke dilempar, memberikan daya serang yang signifikan.

Pada zaman dahulu, keterampilan menggunakan Doke sering kali dipelajari sejak usia dini, menjadikannya simbol kesiapan dan ketangkasan pemuda Kaili dalam bertahan.

  1. Kaliavo: Tameng Berukir Makna dan Nilai Sakral

Kaliavo adalah perisai khas masyarakat Kaili, berfungsi sebagai pelindung utama dalam peperangan.

Tameng ini dihiasi ukiran-ukiran khas yang tak hanya memperindah tampilannya, tetapi juga memiliki makna sakral yang mendalam bagi pemiliknya.

Kaliavo diukir dengan motif yang dipercaya membawa perlindungan dan keberuntungan, dan setiap ukiran pada Kaliavo memiliki makna khusus yang diwariskan turun-temurun dalam masyarakat Kaili.

Kini, Kaliavo lebih sering digunakan dalam upacara adat atau sebagai simbol perlindungan diri dan nilai kepahlawanan yang dijaga hingga kini.

Mengakui pentingnya warisan budaya ini, Pemerintah Kabupaten Sigi telah mendaftarkan Guma, Doke, dan Kaliavo sebagai bagian dari Kekayaan Intelektual Komunal di bawah Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Inisiatif ini tidak hanya melindungi hak kekayaan intelektual masyarakat Kaili tetapi juga menjadikan replika senjata-senjata ini sebagai cenderamata khas Kabupaten Sigi, mempromosikan budaya lokal kepada wisatawan dan generasi muda.

Dengan demikian, keberadaan Guma, Doke, dan Kaliavo tetap hidup dan dikenal luas sebagai simbol kekuatan, keagungan, dan kebanggaan masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah.

You Might Also Like

Tembawang Tampun Juah, Hutan Perjuangan Masyarakat Dayak

Pengrajin Topeng Lengger Wonosobo Masih Bertahan

Melihat Keindahan dan Keunikan Masjid Agung Sumenep Madura

Seni Pertunjukan Tari Ngebeng yang Dulu Dianggap Tabu

Patung Karwar, Media Komunikasi Suku Biak dengan Leluhur

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pesona Senja Di Permandian Alami Paisu Matano Kautu
Next Article Menyaksikan Alam Bawah Laut Spektakuler di Banggai Kepulauan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?