By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sistem Kasta dalam Tradisi Pernikahan Toraja Rampanan Kapa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Sistem Kasta dalam Tradisi Pernikahan Toraja Rampanan Kapa
Tradisi

Sistem Kasta dalam Tradisi Pernikahan Toraja Rampanan Kapa

Anisa Kurniawati
Last updated: 12/02/2025 15:28
Anisa Kurniawati
Share
Upacara pernikahan adat Rampanan Kapa di Toraja. Foto: tangkapan layar YouTube MM.TorajaNews
SHARE

Pernikahan adat Toraja provinsi di Sulawesi Selatan yakni Aluk Rampanan Kapa, memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pernikahan adat dari suku lain di Indonesia.

Upacara pernikahan ini disebut Aluk Rampanan Kapa’. Dalam tradisi ini, pernikahan adat Toraja juga harus mendapatkan pengesahan secara adat. 

Upacara pernikahan adat Rampanan Kapa, merupakan bagian dari sistem kepercayaan tradisional Aluk Todolo. Sering juga disebut sebagai Rambu Tuka’ adalah sebuah pesta pernikahan adat Toraja yang diwariskan turun-temurun. 

Sistem Kasta pada Pernikahan Adat Toraja 

Dilansir dari seputarpernikahan.com, dalam masyarakat Toraja, sistem kasta masih berlaku. Berdasarkan kasta, pernikahan adat Toraja dibagi menjadi tiga jenis:

Pertama, Bo’bo’ Bannang merupakan pesta pernikahan sederhana yang diperuntukkan bagi pasangan dari kasta terendah. 

Upacara ini hanya dihadiri oleh keluarga terdekat dan beberapa undangan. Biasanya, acara dilangsungkan pada malam hari dengan hidangan sederhana seperti ikan dan ayam.

Kedua, Rampo Karoen pesta pernikahan untuk kasta menengah. Acara ini biasanya berlangsung pada sore hari di rumah mempelai wanita dan dimeriahkan dengan pembacaan pantun pernikahan.

Pada malam harinya, perwakilan dari kedua keluarga akan mendengarkan keputusan hukum adat terkait ketentuan pernikahan. Setelah itu, prosesi makan malam dimulai dengan hidangan berupa seekor babi dan ayam, sesuai dengan kemampuan keluarga.

Ketiga, setelah itu tradisi untuk kasta bangsawan yaitu Rampo Allo. Pesta pernikahan ini dilakukan secara besar-besaran yang berlangsung beberapa hari. 

Prosesi Rampanan Kapa

Tahapan pernikahan ini dimulai dengan Palingka Kada. Proses ini adalah penyelidikan untuk memastikan status calon pengantin perempuan. Jika calon pengantin terbukti masih lajang, maka dilanjutkan dengan prosesi lamaran.

Lalu keluarga pria mengirimkan utusan untuk membawa sirih pinangan bernamaUmbaa Pangngan.

Setelah kedua mempelai disahkan secara agama, kemudian dilakukan dengan mengucapkan janji suci di hadapan ketua adat, yang disebut Ada’. 

Salah satu tradisi unik dalam pernikahan adat Toraja adalah adanya perjanjian pra-nikah yang disebut Urrampan Kapa’.

Dalam prosesi ini, kedua keluarga mendiskusikan konsekuensi hukum bagi kedua mempelai jika di kemudian hari mereka melanggar komitmen pernikahan.

Penghormatan Terhadap Budaya dan Leluhur

Setelah seluruh tahapan adat selesai, pasangan pengantin akan disahkan secara agama dalam sebuah upacara keagamaan yang dihadiri oleh keluarga dan kerabat.

Setelah itu, dengan iringan musik dan tarian adat khas Rampanan Kapa’, kedua mempelai menuju pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari seluruh tamu yang hadir.

Pernikahan adat Toraja bukan sekadar penyatuan dua insan, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya dan leluhur.

Tradisi ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia, yang masih terus dilestarikan oleh masyarakat hingga saat ini.

You Might Also Like

Misteri Atraksi Magis Tradisi Seni Lukah Gilo Minangkabau

Budaya Minum Kopi Aceh Buka Ruang Ekonomi

Setonan, Tradisi Pengajian Setiap Sabtu di Masjid Al-Manshur

Otorita IKN Fasilitasi Ritual Adat Kutai Pelas Benua

Ritual Nyadran Soropadan: Hormati Leluhur dengan Cara Berbeda

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Melihat Koleksi Fosil Bersejarah di Museum Geologi Bandung
Next Article Pameran Seni Kriya Tekstil dan Sandang Digelar di Malang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?