Salah satu peninggalan sejarah yang menarik perhatian adalah Situs Dharmasala Dieng, yang merupakan bukti eksistensi kegiatan keagamaan masyarakat kuno di Provinsi Jawa Tengah ini.
Lokasinya berada di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa tengah, yang selain menawarkan keindahan alam yang memesona, juga menyimpan kekayaan sejarah dari masa Hindu-Buddha.
Selain candi-candi yang megah yang berdiri di kawasan ini, Dharmasala menjadi saksi peradaban masa lalu yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1200-an.
Sejarah Situs Dharmasala Dieng
Situs Dharmasala terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Lokasinya berdekatan dengan Kelompok Candi Arjuna, salah satu kompleks candi yang terkenal di Dieng.
Meski demikian, informasi sejarah yang tersedia tentang situs ini masih sangat terbatas.
Dhimas, pemandu wisata di Dieng menyebut, Dharmasala pada zaman dahulu adalah bangunan berbentuk pendapa tanpa dinding.
Struktur ini memiliki alas serta tiang kayu yang berdiri di atas fondasi batu berbentuk umpak-umpak.
“Jumlah tiang kayu dalam Dharmasala bervariasi, tergantung pada kebutuhan struktur bangunan. Atap Dharmasala biasanya berbentuk limasan dan juga terbuat dari kayu,” kata Dhimas.
Namun, karena kayu merupakan material yang mudah lapuk, saat ini yang tersisa hanyalah fondasi batu. Ditemukan pula sumur kuno yang dulu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar situs.
Fungsi Situs Dharmasala Dieng
Nama “Dharmasala” berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu “dharma” yang berarti ajaran atau hukum, dan “sala” yang berarti tempat. Fungsi utama Dharmasala adalah sebagai tempat istirahat bagi para pengunjung yang hendak melaksanakan ibadah atau mengikuti kegiatan keagamaan di candi.

“Selain sebagai tempat peristirahatan, Dharmasala juga berfungsi sebagai lokasi penyelenggaraan upacara atau pertemuan keagamaan. Struktur bangunannya yang kokoh dan terbuat dari batu pahat menunjukkan bahwa situs ini mungkin digunakan untuk acara resmi yang melibatkan tokoh penting kerajaan,” ungkap Dhimas.
Bangunan dengan fondasi umpak-umpak sederhana diyakini diperuntukkan bagi para peziarah dari kalangan rakyat umum. Tempat ini menjadi sarana masyarakat untuk berkumpul dan melakukan berbagai kegiatan spiritual sebelum menuju candi.
“Fungsi lain Dharmasala adalah untuk mempersiapkan perlengkapan ritual sebelum memasuki Candi Utama. Pada setiap Candi, biasanya diikuti bangunan Darmasala ini. di Dieng Darmasala tersebar hampir di semua wilayah, dari kaki gunung pangonan, sampai pemukiman warga,” jelasnya
Saat ini, komplek Dharmasala yang masih tersisa adalah disekitar percandian Arjuna, sekitar Gangsiran Aswatama, dan beberapa di ladang masyarakat Dieng Kulon.
“Saat ini Dharmasala yang ada di dekat Candi Arjuna hasil pemugaran. Fondasi batunya masih asli namun bangunan kayu dan atap ijuk di atasnya sudah baru hasil dari pemugaran,” tambahnya.
Dharmasala dalam Kehidupan Modern
Situs Dharmasala Dieng merupakan bagian penting sejarah dan budaya Dieng. Lokasi ini dimanfaatkan dalam Festival Budaya Dieng, acara tahunan tradisi dan kearifan lokal.
“Cukur Rambut Gimbal dan Jamasan Rambut Gimbal sering dilaksanakan di Dharmasala. Kegiatan keagamaan tertentu maupun upacara adat juga kerap dilakukan disini,” ujar Dhimas.
Keberadaan Situs Dharmasala mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur. Dengan memahami sejarah dan fungsi situs ini, kita dapat lebih menghargai peradaban kuno yang pernah berkembang pesat di Dieng, sekaligus memperkaya pengetahuan tentang akar budaya Nusantara.