Pujasera Ramadhan kembali digelar di Jl. Mayor Muin, Wonosobo, Jawa Tengah.
Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Tamzis Baituttamwil Wonosobo ini telah memasuki tahun ke-17.
Kegiatan ini bertujuan utama untuk memberdayakan masyarakat selama bulan Ramadan.
Ferlin Setiasih, salah satu panitia, menyebutkan bahwa kegiatan ini memberikan kesempatan bagi para pedagang untuk tetap berjualan di waktu sore hingga menjelang berbuka puasa.
Tahun ini terdapat sekitar 93 stand yang berpartisipasi, dengan jumlah yang terus bertambah setiap tahunnya.
Beragam Kuliner dan Konsep Inovasi Kebaikan
Pujasera ini menawarkan berbagai jenis kuliner untuk takjil, mulai dari makanan tradisional, minuman segar, hingga makanan ringan.
Baca Juga: Sejarah Ramadhan on the Street 2025 di Kauman Wonosobo
Konsep yang diusung tahun ini adalah “Inovasi Kebaikan Berkelanjutan”, yang menurut Ferlin merupakan bagian dari program Baitul Maal Tamzis dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Inovasi ini sebagai bentuk kebaikan yang harus dilakukan setiap tahunnya, terutama saat Ramadan,” jelasnya.
Acara ini berlangsung sejak 1 Ramadan hingga 23 Ramadan, dimulai setiap hari pukul 14.00 hingga menjelang waktu berbuka puasa.
Selain berjualan, ada pula kegiatan pendukung seperti dakwah on the street dan live music yang diadakan setiap Selasa, Sabtu, dan Minggu.

Testimoni Pedagang: Potensi Besar, Kendala Cuaca
Bagi para pedagang, Pujasera Ramadhan menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan, meski ada beberapa kendala yang dihadapi.
Nurrussa’adah, penjual tahu bakso Monalisa, menyebutkan bahwa dagangannya laris, terutama saat cuaca cerah.
“Alhamdulillah kalau terang habis, tapi kalau hujan ya kadang ada yang beli, kadang tidak,” ungkapnya.
Ia berharap fasilitas seperti atap dapat diperbaiki agar pedagang lebih nyaman.
Baca Juga: Tarawih Keliling di Kepil, Bupati Wonosobo Serap Aspirasi Masyarakat
Subiati, penjual cireng isi, juga merasa terbantu dengan adanya acara ini.
“Pujasera ini sangat menjanjikan untuk pedagang musiman, terutama menjelang waktu berbuka,” katanya.
Sementara itu, Entin, penjual cibak, mengungkapkan bahwa lokasi sudah baik, tetapi jumlah pembeli masih kurang ramai, kemungkinan karena hujan dan kurangnya tempat berteduh.
“atau mungkin karena lokasi saat ini masih kurang dipromosi sehingga jarang ada yang tahu,” ungkap Entin.

Harapan untuk Pujasera Ramadhan ke Depan
Gilang, salah satu pedagang sosis, berharap agar ke depannya lokasi Pujasera bisa diperluas agar suasana jual beli lebih kondusif.
“lokasi sudah baik hanya saja terlalu sempit untuk kegiatan jual beli, sehingga suasana kadang jadi kurang kondusif,” kata Gilang.
Baca Juga: Peci Sobo Al-Masykur, Inovasi Peci Tahan Air dari Wonosobo
Sementara itu, Ferlin berharap agar acara ini semakin bermanfaat dan jumlah penerima manfaat dari program ini terus bertambah.
“Semoga penjajahnya semakin baik, semakin bisa bermanfaat untuk orang banyak, dan semoga tahun depan pendapatannya bisa meningkat,” pungkasnya.