By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Suriname, Negara di Amerika Selatan dengan Warisan Etnis Jawa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Suriname, Negara di Amerika Selatan dengan Warisan Etnis Jawa
Profil

Suriname, Negara di Amerika Selatan dengan Warisan Etnis Jawa

Achmad Aristyan
Last updated: 26/05/2025 01:22
Achmad Aristyan
Share
Imigran Jawa dari Hindia Belanda antara tahun 1880-1900. Foto: Tropenmuseum
SHARE

Suriname, sebuah negara kecil di pesisir utara Amerika Selatan, menggelar pemilihan umum pada Minggu, 25 Mei 2025.

Meski jarang disorot, Suriname menyimpan segudang keunikan yang membuatnya istimewa, termasuk jejak kuat etnis Jawa yang masih terasa hingga kini.

Terletak di antara Guyana dan Guyana Prancis, Suriname memiliki luas sekitar 163.820 kilometer persegi dan dihuni 634.000 jiwa menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2024.

Sebagian besar penduduk tinggal di dataran rendah pesisir, khususnya di ibu kota Paramaribo.

Baca Juga: Lelagon Bocah, Upaya Menanamkan Budaya Jawa pada Anak Melalui Lagu

Salah satu ciri khas Suriname yang menonjol adalah keberagaman etnisnya.

Negara ini merupakan bekas koloni Belanda yang merdeka pada tahun 1975.

Komposisi penduduknya mencakup keturunan India Hindustan, Kreol, Maroon (keturunan budak Afrika), penduduk asli Amerika, warga keturunan Belanda, dan tentu saja komunitas keturunan Jawa yang cukup besar.

Tak sedikit dari mereka yang masih fasih berbahasa Jawa, sebuah warisan budaya dari para leluhur yang dibawa sebagai buruh kontrak pada masa penjajahan Belanda.

Mengutip laporan AFP, pemilu tahun ini akan menjadi ajang penting bagi Presiden Chan Santokhi yang kembali mencalonkan diri.

Ia berasal dari Partai Reformasi Progresif (VHP) yang dulunya merepresentasikan komunitas Indo-Suriname, namun kini mulai merangkul seluruh kelompok etnis secara inklusif.

Di Suriname, presiden dipilih parlemen melalui sistem suara mayoritas dua pertiga.

Dari segi ekonomi, Suriname dulunya mengandalkan tambang bauksit.

Kini, sektor pertambangan emas mendominasi dengan menyumbang lebih dari 75 persen ekspor nasional menurut Bank Dunia.

Penemuan cadangan minyak lepas pantai pada 2020 menjadi harapan baru bagi negara ini.

Perusahaan energi asal Prancis, TotalEnergies, dijadwalkan akan mulai mengebor pada tahun 2028.

Demi pemerataan, pemerintah bahkan meluncurkan program “Royalti untuk Semua Orang” pada Mei 2025, memberikan dana sebesar 750 dolar AS (sekitar Rp12,3 juta) ke setiap warga.

Namun, tantangan belum usai. Sebanyak 17,5 persen populasi masih hidup dalam kemiskinan.

Selain itu, eksploitasi sumber daya alam juga menimbulkan persoalan seperti penambangan ilegal dan pencemaran lingkungan.

Meski demikian, Suriname menjadi salah satu dari sedikit negara yang berstatus karbon negatif, berkat hutan hujan Amazon yang menutupi lebih dari 90 persen wilayahnya.

Negara ini menyerap lebih banyak karbon dibandingkan yang dihasilkannya, dan menjadi rumah bagi lebih dari 5.000 spesies flora dan fauna.

Cagar Alam Suriname Tengah menjadi tempat tinggal bagi satwa langka seperti jaguar, kungkang, tapir, hingga aneka jenis burung dan primata.

Di balik kekayaan alam dan etnisnya, sejarah Suriname juga mencatat tokoh kontroversial, Desi Bouterse.

Mantan presiden ini dua kali dihukum penjara atas kasus perdagangan kokain dan pelanggaran HAM.

Ia dikenal memimpin kudeta militer tahun 1980 dan kembali menjabat secara demokratis pada 2010.

Namun, hingga akhir hayatnya pada 2024, Bouterse belum menjalani hukuman penjara selama 20 tahun atas keterlibatannya dalam pembunuhan politik pada 1982.

Baca Juga: Kemendikdasmen Perkuat Literasi dan Sastra di Jawa Tengah

Tak hanya itu, Suriname juga memiliki kontribusi besar dalam dunia sepak bola, khususnya di Belanda.

Nama-nama legendaris seperti Frank Rijkaard, Ruud Gullit, Clarence Seedorf, dan Edgar Davids merupakan keturunan atau kelahiran Suriname.

Generasi muda pun tak kalah membanggakan, dengan nama-nama seperti Virgil van Dijk, Georginio Wijnaldum, Denzel Dumfries, Xavi Simons, hingga Patrick Kluivert menghiasi panggung sepak bola internasional.

Dari keberagaman budaya hingga prestasi global, Suriname adalah contoh nyata bagaimana sejarah migrasi dan kolonialisme melahirkan masyarakat multietnis yang dinamis.

Di tengah gelaran pemilu 2025, negeri kecil ini kembali menjadi sorotan dunia, terutama bagi Indonesia yang memiliki ikatan sejarah dengan komunitas Jawa di sana. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Sisi Dualitas Sosok Suryadi, Penari Lengger Lanang Wonosobo 

5 Merek Sepatu Hiking Bikinan Lokal Terpopuler di Indonesia

Christine Hakim, Legenda Hidup Perfilman Indonesia

Iko Uwais, Dari Atlet Pencak Silat hingga Aktor Laga Dunia

Sutradara Guntur Soeharjanto, Dari FTV ke Layar Lebar

TAGGED:amerika selatanetnisguyanaguyana prancisjawasuriname

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pameran Inter-Aksi di Cirebon Menghadirkan 50 Karya Lukisan Lintas Generasi
Next Article MAPESA Hidupkan Sejarah Aceh lewat Meuseuraya Akbar di Pidie
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?