Taman Nasional Way Kambas berada di sisi timur dari Provinsi Lampung. Taman ini tidak hanya pusat konservasi gajah saja. Namun, gajah-gajah di taman ini juga dilatih dan dijinakkan. Sehingga taman nasional ini juga disebut sebagai ‘sekolah gajah’ pertama di Indonesia.
Pada mulanya, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ditetapkan sebagai wilayah perlindungan satwa liar sejak tahun 1937 ketika pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Cagar Alam. Kemudian tahun 1989, statusnya berubah menjadi Taman Nasional.
TNWK juga memperoleh predikat sebagai Asean Heritage Park bersama dengan TN Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat, Kepulauan Seribu, Wakatobi, TN Bantimurung Bulusaraung dan TN Lorentz pada tahun 2015 oleh ASEAN Centre of Biodiversity.
Baca juga: Meneropong Jejak Sejarah Di Tonjong Canyon Cipatujah
Flora dan Fauna
Berada pada ketinggian antara 0—50 mdpl, Taman Nasional Way Kambas memiliki 4 ekosistem utama yaitu Ekosistem hutan hujan dataran rendah, jenis flora yang mendominasi adalah meranti, rengas, keruing, puspa dan lainnya.
Ekosistem riparian atau zona peralihan terdapat beberapa jenis tanaman merambat atau liana. Kemudian, ekosistem pantai saja, ada ketapang, dan cemara laut. Selanjutnya, di ekosistem hutan mangrove/payau ada vegetasi dari kelompok Rhizophora dan Bruguiera.
Fauna Taman Nasional Way Kambas identik dengan satwa gajah Sumatera. Selain itu, ada beberapa satwa punah lain seperti badak Sumatera, Gajah Sumatra, Harimau sumatera, Mentok Rimba, Buaya sepit, Kijang, Tapir, Rusa dan Beruang Madu.
Primata lainnya seperti lutung, Owa, siamang. Di bagian pesisir sering ditemukan berbagai jenis burung antara lain Bangau Tongtong, Sempidan Biru, Kuau raja, Burung Pependang Timur.
Baca juga:Dusun Tersembunyi Wotawati Yang Selalu Mengejar Matahari
Daya Tarik Way Kambas
Selain menjadi pusat konservasi, Taman Nasional ini memiliki beberapa daya tarik. Pengunjung dapat mengunjungi pusat konservasi gajah. Disini pengunjung bisa melihat lebih dekat gajah-gajah yang hidup bebas. Pengunjung bisa mencoba aktivitas seperti memandikan gajah, memberi makan, hingga berfoto dengan gajah.
Wisatawan juga dapat melihat aktivitas burung-burung langka. Misalkan seperti Rangkong, Elang dan berbagai jenis burung lainnya. Kemudian aktivitas lainnya, pengunjung bisa jungle tracking dan menyusuri sungai. Dengan kondisi alamnya yang masih asri, bertualang langsung menjelajahi Taman Nasional Way Kambas menjadi sangat menarik.
Ternyata Taman Nasional Way Kambas lebih daripada sekedar pusat konservasi gajah. Ada banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan. Tempat ini dibuka setiap hari dari jam 08.00-18.00.
Untuk tiket masuk Rp 5.000 pada hari biasa dan Rp 7.500 di hari libur untuk wisatawan lokal. Sementara untuk wisatawan mancanegara, tarifnya sebesar Rp100.000 per orang di hari biasa dan Rp150.000 per orang di hari libur. (Diolah dari berbagai sumber)