Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang berupaya mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia dengan fokus pada wisata kesehatan, termasuk wellness tourism dan herbal tourism.
Wisata kesehatan adalah bentuk kegiatan wisata yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik, spiritual, dan mental pengunjung. Pengembangan sektor ini menjadi sangat relevan, mengingat masyarakat Indonesia menghabiskan sekitar 11 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk berwisata kesehatan ke luar negeri.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan herbal tourism, berkat keberagaman 7.000 jenis tanaman herbal dan rempah yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan dan penyembuhan. Salah satu contohnya adalah tradisi pengolahan ramuan jamu, yang telah ada sejak zaman dahulu dan kini masih dilestarikan.
Beberapa destinasi yang telah menonjol dalam bidang wellness dan herbal tourism di Indonesia, termasuk Bali, Yogyakarta, dan Tawangmangu. Tawangmangu memiliki pusat kesehatan herbal milik Kementerian Kesehatan yang menjadi landasan kuat untuk mengembangkan wisata herbal.
Pengobatan tradisional berbasis herbal di Tawangmangu telah teruji secara ilmiah melalui program saintifikasi jamu, memastikan keamanan, kualitas, dan khasiat ramuan herbal yang ditawarkan. Dengan demikian, jamu bisa menjadi salah satu daya tarik wisata utama di kawasan ini.
Tawangmangu juga dikenal memiliki lebih dari 800 jenis tanaman herbal yang dibudidayakan. Tanaman-tanaman tersebut memiliki manfaat untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit, seperti sambiloto yang membantu mencegah diabetes dan kunyit yang baik untuk lambung.
Selain jamu, Tawangmangu menawarkan potensi lain seperti aromaterapi, meditasi, makanan sehat, dan trekking alam. Wisatawan dapat menikmati pengalaman belajar tentang sejarah jamu serta tradisi herbal Jawa. Terdapat juga Rumah Riset Jamu Hortus Medicus – B2P2TOOT, yang berfungsi sebagai klinik saintifikasi, laboratorium, museum, dan pusat pelestarian tanaman obat.
Pengembangan herbal tourism di Tawangmangu diharapkan dapat menggabungkan aspek pengobatan, nilai ekonomis, edukasi, dan pariwisata, sehingga ramuan herbal asli Indonesia dapat dikenal di tingkat internasional.
Di samping wisata herbal, Tawangmangu juga memiliki beragam destinasi menarik yang wajib dikunjungi. Salah satunya adalah Air Terjun Grojogan Sewu, yang menawarkan keindahan alam dengan aliran air yang deras, bahkan di musim kemarau. Untuk mencapai air terjun setinggi 80 meter ini, pengunjung harus menempuh 1.250 anak tangga, namun pemandangan hutan hijau yang asri dan udara segar akan memanjakan pengunjung.
Bukit Mongkrang yang terletak di selatan Gunung Lawu juga menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang ingin bersantai sambil menikmati panorama alam.
Sementara itu, Rumah Atsiri Indonesia di Jalan Watusambang, Plumbon, Tawangmangu, merupakan tempat yang tidak boleh dilewatkan. Berasal dari restorasi pabrik Citronella Indonesia Bulgaria, tempat ini dikelilingi berbagai jenis bunga berwarna-warni, di mana pengunjung bisa mengenali sejarah minyak atsiri dan menikmati berbagai kuliner khas yang terbuat dari bahan tersebut.
Tawangmangu bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga sebuah tempat yang kaya akan potensi herbal, siap menyambut pengunjung yang ingin merasakan keajaiban alam dan kekayaan tradisi kesehatan Indonesia. (Achmad Aristyan – Sumber: Kemenparekraf.go.id)