Indonesia bersiap menjadi sorotan dunia lewat penyelenggaraan The Heroes Keris: International Exhibition of The Sacred Keris.
Pameran berskala internasional ini akan menampilkan 80 keris sakral dari tiga daerah penghasil keris ternama: Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Acara ini akan berlangsung selama sepuluh hari, mulai 17 hingga 26 November 2025, dan mengusung misi besar yaitu diplomasi budaya serta penguatan ekosistem ekonomi kreatif berbasis warisan leluhur.
Wahyu Eko Setiawan, yang akrab disapa Sam WES, selaku CEO TosanAji.id dan penggagas pameran menjelaskan bahwa gelaran ini bukan sekadar etalase budaya.
“Ini bukan sekadar pameran budaya, tapi strategi kebudayaan yang serius,” tegasnya dalam konferensi pers pada Kamis (24/4/2025).
Patung Biawak Menyawak di Wonosobo Viral, Antusiasme Masyarakat Melonjak
Ia menyebutkan bahwa ketertarikan dunia terhadap keris Indonesia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dari kolektor di Eropa, Amerika, dan Asia.
Data perdagangan menunjukkan bahwa Jawa Timur, terutama kawasan Madura menjadi pemasok utama keris ekspor, disusul Bali dan NTB.
Sam WES menambahkan, “Keris dari Indonesia sudah menjadi buruan kolektor dunia karena keunikan bentuk, nilai seni tinggi, dan sejarah panjang yang dikandungnya.”
Lebih lanjut, ia membeberkan setidaknya sembilan alasan utama yang menjadikan keris Indonesia sangat diminati di pasar global.
Beberapa di antaranya adalah pengaruh ekspedisi kolonial, nilai estetika tinggi, status simbolik, spiritualitas, nilai sejarah, hingga ledakan pasar seni digital.
Ia juga menyinggung platform seperti Saatchi Art, eBay, dan Sidharta Auction yang semakin memperkuat posisi keris sebagai komoditas budaya bernilai tinggi.
“Koleksi museum dunia dan platform lelang daring memperlihatkan bahwa keris bukan lagi sekadar senjata tradisional, tetapi artefak budaya yang memiliki nilai global,” ungkapnya.
Pameran ini tidak hanya menampilkan keris-keris masterpiece.
Acara ini juga menyuguhkan berbagai agenda pendukung, seperti sesi berbagi budaya internasional, lelang terbuka dengan pembeli dari tiga benua, hingga pengalaman digital melalui The Heroes Keris Miraculous Tales dalam teknologi Augmented Reality (AR).
Penentuan waktu acara juga disesuaikan dengan momen-momen penting.
Pemilik Warung Legendaris Gunung Lawu Mbok Yem Meninggal Dunia
Beberapa di antaranya adalah Hari Pahlawan Nasional, ulang tahun provinsi Jawa Timur, Bali, dan NTB, pengakuan UNESCO atas keris sebagai warisan budaya dunia, Hari Guru Nasional (PGRI), serta Konferensi Warisan Budaya Sedunia.
Menurut Sam WES, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memosisikan keris sebagai elemen penting dalam diplomasi budaya.
“Keris adalah warisan adiluhung yang bukan hanya perlu dilestarikan, tetapi dikembangkan melalui inovasi digital dan jejaring internasional. Ini adalah saatnya mengangkat warisan leluhur menjadi kekuatan budaya global,” ujarnya menegaskan.
Pameran The Heroes Keris diharapkan mampu menjadi ruang pertemuan budaya lintas negara, membuka peluang ekonomi kreatif, serta mengokohkan posisi keris Indonesia sebagai simbol kearifan lokal yang mendunia.