By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tjilik Riwut, Pengusul Pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Tjilik Riwut, Pengusul Pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya
Profil

Tjilik Riwut, Pengusul Pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya

Anisa Kurniawati
Last updated: 12/11/2024 09:55
Anisa Kurniawati
Share
Tjilik Riwut, Gubernur Kalimantan Tengah pertama dan Pahlawan Nasional.
SHARE

Tjilik Riwut, adalah adalah Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah pertama dan Pahlawan Nasional Indonesia. Disamping itu ia juga aktif dalam dunia Jurnalistik. Dia adalah gubernur pertama yang mengusulkan pemindahan ibukota negara Jakarta ke Palangkarya. 

Tjilik Riwut lahir di Kasongan, Kalimantan Tengah pada 2 Februari 1918. Ia menempuh pendidikan dasar pada Sekolah Rakyat (Volkschool) yang dikelola zending di Kasongan. Selepas lulus sekolah pada tahun 1930, Tjilik dibawa Pendeta Sehrel ke Jawa.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Perawat Taman Dewasa di Yogyakarta hingga lulus tahun 1933. Selanjutnya pada tahun 1933-1936, ia mengikuti sekolah (kursus) perawat di Purwakarta dan Bandung. 

Tjilik juga berkiprah di dunia jurnalistik sejak tahun 1936.  Pada tahun 1940-1941 ia menjadi Redaktur Majalah Soeara Pakat (Suara Rakyat). Tjilik Riwut juga menjadi responden Harian Pembangunan di bawah pimpinan Sanusi Pane serta koresponden Harian Pemandangan.

Dari pengalaman itu, ia  menulis sejumlah buku tentang Kalimantan Tengah. Karyanya antara lain: Makanan Dayak (1948), Sejarah Kalimantan (1952), Kalimantan Memanggil (1958), Memperkenalkan Kalimantan Tengah dan Pembangunan Kota Palangka Raya (1962), Manaser Panatau Tatu Hiang (1965) serta Kalimantan Membangun (1979).

Baca Juga: Tugu Ali Anyang, Monumen Perjuangan Pahlawan Dayak

Dari Militer ke Politik

Menjelang akhir tahun 1945, sebagai anggota TNI yang pada saat itu berpangkat mayor, ia terpilih sebagai salah satu komandan pasukan. Tugasnya  adalah melaksanakan ekspedisi ke wilayah Kalimantan dengan menggalang simpati dari masyarakat untuk melawan tentara NICA.

Tjilik terlibat juga dalam Operasi Penerjunan Pasukan Payung Pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 17 Oktober 1947. Meski tidak ikut terjun, Tjilik Riwut berperan sebagai penunjuk jalan. Momen itu kemudian diperingati sebagai Hari Lahir Pasukan Khusus TNI-AU. 

Salah satu peristiwa pentingnya saat ia melakukan Sumpah Setia bersama enam pemuda Dayak yang mewakili 142 suku Dayak kepada Pemerintah Republik Indonesia di Gedung Agung Yogyakarta, pada tanggal 17 Desember 1946.

Sebagai tentara, pengalaman perangnya meliputi sebagian besar pulau Kalimantan dan Jawa. Setelah perang usai, Tjilik aktif di pemerintahan. Ia memulai berkarir di bidang politik, pada tahun 1950. Tjilik Riwut menjadi wedana di Sampit. Kemudian menjabat Bupati Kotawaringin Timur dan Bupati Kepala Daerah Swantara Tingkat II Kotawaringin Timur pada tahun 1951 hingga 1956.

Pada saat menjabat sebagai Bupati Kotawaringin, 1956 muncul desakan dari warga Dayak membentuk Provinsi Kalimantan Tengah. Ia kemudian mengirim telegram ke pemerintah pusat perihal keinginan itu.  Pada awal 1957, ia diangkat menjadi residen untuk melakukan persiapan pembentukan Kalimantan Tengah, yang kantornya berkedudukan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

Menjadi Pahlawan Nasional

Akhirnya Tjilik Riwut terpilih menjadi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah yang pertama, dan memerintah dari tahun 1958-1967. Pada era kepemimpinannya, Kampung Pahandut pun berubah menjadi Palangkaraya sekaligus ibukota Kalimantan Tengah.

Di hadapan Bung Karno dalam forum Dewan Nasional, Tjilik Riwut pernah mengusulkan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangkaraya dalam forum Dewan Nasional. Usulan ini bersambut respons positif dari Bung Karno dan seluruh anggota Dewan Nasional. 

Menandai hal itu Tugu Dewan Nasional pun dibangun di Kota Palangkaraya yang rencananya menjadi pusat lokasi ibu kota baru. Namun, dengan bergantinya kabinet, wacana pemindahan ibukota pun hilang seiring waktu.

Baca Juga: IKN Akan Diselesaikan Presiden Prabowo Dalam 4 Tahun

Pecahnya Gerakan 30 September 1965, menyebabkan Tjilik Riwut harus melepas jabatannya pada Februari 1967. Walaupun demikian kariernya di bidang politik tetap berlanjut. Tjilik Riwut melanjutkan kariernya di Departemen Dalam Negeri, Pangkowilhan 3, hingga Anggota DPR.

Tjilik Riwut meninggal dunia pada usia 69 tahun dikarenakan penyakit liver/hepatitis. Tjilik Riwut dimakamkan di Makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sebagai penghargaan atas jasa dan perjuangannya namanya diabadikan menjadi nama Bandar Udara di Palangka Raya.

Kemudian pada 6 November 1998, Tjilik Riwut ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Angkatan Udara RI juga memberikan pangkat Laksamana (Marsekal) Pertama sebagai tanda kehormatan berkat jasanya bagi AURI dan perjuangannya di Kalimantan Tengah. (Sumber: esi.kemdikbud.go.id)

You Might Also Like

Komunitas Jeep di Dieng, Meningkatkan Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Siti Aminah Marijo, Pelopor Bekatul Beras Merah di Wonosobo

Raden Ayu Lasminingrat, Intelektual Pertama Tanah Sunda

Jejak Sejarah Kabupaten Lahat yang Terlahir dari Perjuangan

8 Lukisan Seniman Indonesia Ini Terjual Milyaran Rupiah 

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Mantu Poci, Tradisi Unik Memohon Keturunan
Next Article Pendekatan Budaya Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

festival mendongeng 2025
Festival Mendongeng 2025 di Wonosobo, Dorong Kreativitas dan Literasi
Berita 09/05/2025
peran bahasa
Peran Bahasa di Era Digital 5.0, untuk Bangun Karakter Bangsa
Berita 09/05/2025
ATM Dubai 2025
Indonesia Raup Potensi Devisa Rp1,42 Triliun dari Partisipasi di ATM Dubai 2025
Berita 09/05/2025
wisata literasi
Bupati Temanggung Dorong Wisata Literasi, untuk Dongkrak Minat Baca
Berita 09/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?