By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Makan Yu Sheng dalam Perayaan Tahun Baru Imlek
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Makan Yu Sheng dalam Perayaan Tahun Baru Imlek
Tradisi

Tradisi Makan Yu Sheng dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Anisa Kurniawati
Last updated: 27/01/2025 11:18
Anisa Kurniawati
Share
Foto: fairprice.com.sg
SHARE

Tahun Baru Imlek merupakan momen yang sangat dinantikan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Dalam tradisi Imlek, berbagai acara dilakukan. Salah satunya yaitu tradisi makan Yu Sheng yang penuh makna filosofis dan doa.

Yu sheng adalah hidangan salad ikan segar yang disajikan saat perayaan Tahun Baru Imlek.

Dalam bahasa Mandarin, “Yu Sheng” memiliki arti “ikan mentah”. Namun, kata “Yu” juga bermakna keberuntungan, sedangkan “Sheng” berarti tumbuh subur.

Sejarah Yu Sheng

Tradisi Yu Sheng berasal dari nelayan di China Selatan pada abad ke-19 yang kemudian dibawa ke Semenanjung Malaysia. Tradisi Yu Sheng melibatkan sajian hidangan khusus yang disantap bersama keluarga saat pergantian tahun.

Hidangan ini menjadi simbol harapan akan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Selain itu dianggap sebagai simbol doa syukur atas rezeki yang telah diterima serta harapan untuk keberuntungan lebih besar di masa mendatang. 

Dikutip dari laman Butterkicap, Ya Sheng berasal dari mitologi Tiongkok tentang Dewi Nuwa, yang dikaitkan dengan awal kehidupan manusia di dunia. Pada tahun 1920-an, seorang imigran Tiongkok bernama Loke Ching Fatt tiba di Malaya. 

Ia menjalankan bisnis katering makanan Tiongkok untuk pernikahan dan acara lainnya. Loke Ching Fatt menciptakan hidangan yu sheng dengan menggunakan lebih dari 30 bahan, mengadaptasi tradisi Kanton, Teochew, dan Hokkien. 

Selain itu, ia juga memperkenalkan resep saus manis khas buatannya. Sejak saat itu, yu sheng menjadi bagian dari tradisi tahunan masyarakat Kanton dan hingga kini hidangan ini dapat ditemukan saat perayaan Imlek di seluruh Asia Tenggara.

Makna Filosofi Tradisi Yu Sheng   

Yu Sheng disajikan dalam satu piring besar yang berisi beragam bahan seperti irisan ikan salmon, wortel, lobak putih, dan sayuran lainnya, yang kemudian ditambahkan saus wijen, buah plum, serta bahan pelengkap lainnya.

Cara mengonsumsinya harus melalui ritual khusus sebelum menikmati Yu Sheng.

Sebelum memulai, seluruh keluarga berkumpul di meja dan mengucapkan doa, seperti “Gong Xi Fa Cai” (selamat atas kekayaan Anda) dan “Wan Shi Ru Yi” (semoga keinginan terpenuhi).

Selanjutnya, memeras jeruk sambil mengucapkan “Da Ji Da Li” sebagai harapan akan kebahagiaan dan kedamaian keluarga. Saat menambahkan ikan, mengucapkan “Nian Nian You Yu” agar selalu mendapat keberuntungan berlimpah.

Bumbu seperti saus dan minyak dituangkan dengan cara dilakukan gerakan memutar sambil mengucapkan “Yi Ben Wan Li” untuk keberuntungan yang meningkat. Setelah itu ditaburi kacang tanah sambil berucap “Jin Yin Man Wu” agar rumah dipenuhi emas dan perak.

Kemudian ditaburi wijen sambil mengucapkan “Sheng Yi Xing Long” untuk keberhasilan usaha. Lalu, ditambahkan crackers atau pangsit goreng, dengan mengucapkan “Min Di Huang Jin” yang berarti lantai penuh emas.

Seluruh anggota keluarga mengaduk hidangan menggunakan sumpit, mengangkatnya setinggi mungkin sambil meneriakkan “Loh Hei”. Artinya harapan untuk masa depan cerah.

Semakin tinggi Yu Sheng diangkat, semakin besar keberuntungan yang diharapkan di tahun baru.

Tradisi Yu Sheng bukan hanya sekadar ritual makan bersama, tetapi juga momen untuk mempererat hubungan keluarga, berbagi doa, dan harapan akan kehidupan yang lebih baik. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mpaa Ntumbu Ritual Adu Kepala Ala Masyarakat Desa Maria Bima

Malam Berinai, Tradisi Sebelum Akad Pernikahan Melayu Jambi

Keseruan Perang Tombak Kayu Pasola Ala Masyarakat Sumba 

Tradisi Berbalas Pantun Batombe, Warisan Budaya Minangkabau

Tradisi Memitu, Syukuran 7 Bulan Ibu Hamil Di Indramayu

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article 5 Kue Khas Tahun Baru Imlek, Simbol Pembawa Keberuntungan 
Next Article Enting-Enting Gepuk, Warisan Kuliner Legendaris Khas Salatiga
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?