By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tugu Satam Belitung, Kisah Batu Hitam Dari Luar Angkasa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Tugu Satam Belitung, Kisah Batu Hitam Dari Luar Angkasa
Pariwisata

Tugu Satam Belitung, Kisah Batu Hitam Dari Luar Angkasa

Achmad Aristyan
Last updated: 12/11/2024 05:58
Achmad Aristyan
Share
Tugu Satam yang menjadi ikon di Bangka Belitung. Foto: indonesia.travel
SHARE

Tugu Satam telah menjadi landmark ikonik Pulau Belitung. Berada di kawasan simpang lima kota Tanjung Pandan, tugu ini menarik perhatian dengan struktur uniknya berhias replika batu hitam. Batu itu populer disebut batu satam, yang menjadi salah satu simbol khas Belitung.

Melansir dari belitungtour.id, batu satam termasuk jenis batuan langka berwarna hitam di wilayah Belitung. Batu ini dikenal juga dengan nama “billitonite” memiliki nilai historis serta geologis yang tinggi. Batu satam terbentuk dari proses tumbukan meteorit yang jatuh ke bumi jutaan tahun lalu, menciptakan tekanan dan panas ekstrem yang menghasilkan mineral khas ini.

Batu satam berwarna hitam pekat dengan permukaannya memiliki pola alami berlekuk-lekuk. Bentuk dan pola ini membuatnya terlihat eksotis. Batu ini menjadi bahan perhiasan atau cinderamata bernilai tinggi. Secara geologi, batu ini masuk dalam kategori tektit, yaitu kaca alami yang terbentuk dari dampak meteorit.

Baca Juga: Sejarah Bangka Belitung, Bermula Dari Kerajaan Sriwijaya

Batu satam tidak hanya terkenal karena keindahan dan keunikan fisiknya, tetapi juga memiliki makna budaya bagi masyarakat Belitung. Dianggap sebagai simbol kekuatan dan keistimewaan daerah, batu ini banyak dicari sebagai oleh-oleh khas. Selain itu, kehadiran batu satam dalam ikon lokal seperti Tugu Satam di pusat kota Tanjung Pandan menegaskan statusnya sebagai bagian dari identitas budaya dan sejarah Belitung.

Tugu Satam tidak hanya sekadar tempat berfoto, tetapi juga melambangkan identitas dan kekayaan alam Belitung. Mengabadikan foto di tugu ini menjadi semacam ritual wajib menandai kunjungan ke Belitung. Monumen ini sering menjadi latar belakang foto yang populer, terutama dengan suasana perkotaan dan hiruk-pikuk sekitarnya yang menambah kesan dinamis.

Baca Juga: Museum Kata, Jejak Karya Sastra Andre Hirata di Belitung

Setelah puas berfoto di Tugu Satam, wisata kuliner dapat menjadi pilihan. Ada banyak restoran dan warung makan yang menyajikan hidangan lokal bercita rasa khas Belitung. Jangan lupa juga mencicipi hidangan seperti gangan, sup ikan berkuah kuning yang segar dan terkenal di daerah ini. Selain itu, di sekitar tugu juga terdapat berbagai toko oleh-oleh yang menjual aneka kerajinan tangan, camilan, dan produk khas Belitung.

Mengunjungi Tugu Satam memberikan pengalaman yang lengkap, mulai dari menikmati keunikan sejarah dan budaya, hingga mencicipi ragam kuliner dan berbelanja buah tangan. Landmark ini tidak hanya menambah daya tarik kota Tanjung Pandan, tetapi juga menjadi simbol yang menghubungkan pengunjung dengan jejak sejarah dan kekayaan alam Pulau Belitung. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Pantai Pintu Kota, Gerbang Alami Memasuki Perairan Ambon 

Asal Usul Kulon Progo, Sempat Menjadi Bagian Kesultanan

Mengenal Pekalongan, Kota Batik Dunia di Pesisir Utara Jawa

Gunung Kembang Wonosobo Diserbu Pendaki Saat Libur Imlek

Gunung Papandayan: Pesona Kawah, Edelwis dan Hutan Mati

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Konser Dua Lipa Batal, Pemerintah Evaluasi Standar Keamanan
Next Article Uta Kelo dan Duo Sole, Kuliner Tradisional Khas Palu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?