Tradisi Udan Dawet Banyuanyar Boyolali, adalah tradisi unik untuk meminta hujan. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bisanya dilaksanakan setiap tahun pada hari Jumat Pon bulan keempat pada Kalender Jawa.
Pulau Jawa dikenal memiliki banyak sekali budaya dan tradisi. Salah satunya yaitu tradisi udan dawet yang biasanya digelar di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Kearifan lokal ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan sampai sekarang masih dilestarikan.
Tradisi yang merupakan warisan turun temurun ini adalah ritual untuk meminta hujan terutama pada saat musim kemarau panjang. Tujuannya sebagai ucapan rasa syukur karena telah diberi keselamatan, keberkahan dan kesehatan.
Ritual ini biasanya dimulai dengan kirab gunungan yang berupa hasil bumi, jajanan pasar, tumpeng nasi, hingga gunungan dawet setinggi 1,8 meter. Biasanya peserta kirab terdiri dari tiga dukuh, yaitu Dukuh Bunder, Dukuh Ngemplak, dan Dusun Dukuh.
Kirab budaya dilakukan dari masjid An-Nur Dusun Bunder dibawa ke Sendang Mande Rejo, Dusun Dukuh. Ratusan warga biasanya mengenakan pakaian adat, ibu-ibu membawa sesaji yang digendong dengan jarik batik. Bahkan, anak-anak ikut merayakan juga.
Sesampai di Sendang Mandirejo, sesepuh desa akan berdoa agar diberikan hujah yang membawa berkah bagi warga sekitar. Kemudian dilanjutkan warga menyiramkan dawet ke Sendang Mandirejo yang dianggap sebagai tempat bernaung para pepunden seperti Dewi Nawang Wulan, Yosodipuro, Ki Dadung Awuk, Ki Dadung Melati.
Tradisi udan dawet, meski ada beberapa yang menulis pro dan kontra dari ritual ini, namun tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan agar berkembang dari generasi ke generasi. Disamping itu, tradisi ini juga dapat memperkuat rasa kesatuan dan kebersamaan serta mengangkat perekonomian warga setempat. (Dari berbagai sumber)