Redam, sapi unggulan jenis Simmental milik United Farm yang berlokasi di Dusun Grenjeng, Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah berhasil meraih juara dua dalam kontes nasional Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) 2025 yang digelar di Boyolali.
Dwi Hermawan, Penanggung Jawab Kandang di United Farm, mengungkapkan bahwa Redam diikutkan dalam kategori ekstrem bebas.
“Iya, benar. Redam, nama sapi unggulan kami berjenis Simmental, kemarin mengikuti kontes nasional APPSI 2025 yang diselenggarakan di Boyolali. Kami ikut di kelas ekstrem bebas dan berhasil meraih juara dua,” jelasnya saat ditemui pada Selasa (27/5).
Baca Juga: Pemkab Wonosobo Fokus Tangani Kemacetan Wisata Dieng Lewat Jalur Alternatif
Kontes itu diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Meskipun menargetkan posisi puncak, Dwi mengaku ada sedikit kendala saat di lokasi kontes.
“Target kami sebenarnya juara satu, tapi ada sedikit kendala. Saat penimbangan, bobot Redam menurun karena faktor perjalanan dan cuaca. Di kandang beratnya 1 ton 345 kilogram, tapi saat ditimbang hanya 1 ton 318 kilogram,” paparnya.
Ia menjelaskan bahwa penurunan bobot disebabkan kondisi cuaca yang tidak bersahabat di lokasi acara.
“Hujan terus-menerus membuat sapi malas makan. Bahkan pagi hari saat penimbangan, sapinya enggan makan,” ujar Dwi.
Meski demikian, pencapaian ini tetap menjadi kebanggaan tersendiri bagi United Farm.
Redam yang berusia sekitar empat tahun ini bahkan sempat ditawar dengan harga tinggi.
“Terakhir dinego di harga Rp475 juta, tapi belum dilepas karena pemilik merasa harganya belum fantastis. Mungkin kalau sudah tembus di atas Rp500 juta baru akan dilepas,” ungkapnya.
Redam sendiri juga menjadi maskot utama peternakan yang mulai berdiri sejak tahun 2023.
Selain sebagai kontestan, sapi ini juga menjadi daya tarik bagi pengunjung maupun pembeli.

Terkait rencana ke depan, Dwi menyebut bahwa pihaknya sedang mempersiapkan Redam untuk mengikuti kontes lagi.
“Ada, rencananya bulan September akan ikut kontes lagi di wilayah Jawa Barat. Lokasi pastinya belum ditentukan, tapi kemungkinan kami ikut lagi di kelas ekstrem. Targetnya tentu saja juara satu,” katanya.
Dwi menambahkan bahwa jika kontes itu diselenggarakan di Jakarta, pemenangnya akan mendapatkan Piala Presiden.
Sementara kontes sebelumnya memperebutkan Piala MPR.
Dalam menghadapi kontes selanjutnya, Dwi menyebut bahwa kesehatan sapi menjadi prioritas utama.
“Mengingat cuaca di Wonosobo cukup ekstrem, kesehatan harus dijaga ekstra. Pola makan dijaga, mandi dilakukan dua hari sekali agar tidak kedinginan. Pemberian makan dua kali sehari, plus tambahan rumput. Vitamin dan mineral juga diberikan setiap hari untuk memperkuat tulang, terutama untuk sapi jumbo seperti Redam,” jelasnya.
Dwi juga menjelaskan bahwa saat ini United Farm memelihara total 38 ekor sapi dari berbagai jenis, seperti simmental, limousin, bergian, PO, dan PO crossing.
“Ada 15 ekor yang termasuk kategori jumbo. Enam ekor sudah laku terjual. Empat ekor pernah ikut kontes, salah satunya PO crossing yang kemarin juara empat,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa fokus utama peternakan memang pada sapi-sapi berbobot besar.
“Kami fokus ke sapi jumbo, tapi untuk kontes kami sesuaikan kelasnya seperti P1 atau P2, tergantung kondisi sapi,” ucapnya.
Baca Juga: Kloter 86 Calon Jamaah Haji Wonosobo Resmi Diberangkatkan ke Asrama Donohudan
Untuk pengelolaan sehari-hari, peternakan ini melibatkan lima orang pekerja.
“Dua orang khusus merawat sapi, dua lagi mencari rumput, dan saya sendiri sebagai penanggung jawab kandang,” imbuh Dwi.
Terkait penjualan menjelang Iduladha tahun ini, ia mengungkapkan bahwa permintaan terhadap sapi berbobot besar meningkat.
“Tahun lalu lebih banyak sapi kelas ekonomi yang terjual. Tapi tahun ini alhamdulillah justru yang laku adalah sapi-sapi di atas satu ton. Harganya rata-rata di atas Rp100 juta, bahkan ada yang mencapai Rp500 juta tergantung penawaran,” tandasnya.

United Farm kini menjadi salah satu peternakan potensial di wilayah Wonosobo dengan spesialisasi sapi-sapi jumbo berkualitas tinggi.
Jika tren prestasi dan permintaan ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Redam dan kawan-kawannya akan menjadi ikon baru peternakan di Jawa Tengah.