Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengungkapkan upaya serius pemerintah daerah dalam mengatasi kemacetan menuju kawasan wisata Dieng, khususnya saat musim liburan dan akhir pekan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, Agus Wibowo.
Salah satu strategi utama yang sedang digodok adalah pembukaan dan perbaikan jalur alternatif menuju kawasan itu.
“Memang setiap musim liburan, jalur ke Dieng kerap mengalami kemacetan. Untuk itu, kami berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU), yang saat ini sedang merancang beberapa jalur alternatif,” ungkap Agus dalam wawancara di sela-sela pertunjukan seni Bundengan di Telaga Menjer yang diselenggarakan Sanggar Tari Ngesti Laras, Minggu (25/5/2025).
Baca Juga: Hama Tikus Ancam Panen, Gropyok Massal Digelar di Wonokerto Wonosobo
Menurutnya, dua jalur tengah dikaji secara intensif untuk menjadi solusi jangka menengah: Jalur Sikarim, yang akan diperhalus dengan penurunan elevasi di titik-titik ekstrem, dan Jalur Campursari–Ngandam, yang dapat diakses dari sektor barat.
Harapannya, kedua jalur ini dapat menjadi pilihan bagi wisatawan dan mengurai kepadatan lalu lintas yang selama ini menumpuk di jalur utama.
Namun, Agus menegaskan bahwa upaya ini dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan anggaran.
“Pelaksanaannya tentu bertahap, menyesuaikan kemampuan anggaran,” jelasnya.
Selain membenahi akses, Pemkab Wonosobo juga mengembangkan sejumlah destinasi baru dalam program “Lima Dieng Baru”.
Program ini bertujuan mendistribusikan arus wisatawan agar tidak terkonsentrasi di satu titik.
Salah satunya adalah Telaga Menjer, yang kini mulai aktif menggelar pertunjukan seni sebagai daya tarik tambahan.
“Hari ini kita berada di Telaga Menjer. Kami memberikan fasilitas bagi teman-teman seniman, dalam hal ini dari Sanggar Ngesti Laras, di bawah pimpinan Mbak Mulyani. Beliau mendapatkan dana dari Kementerian Kebudayaan dan menggunakannya untuk menggelar pentas Bundengan yang melibatkan banyak sanggar seni,” ujar Agus.
Ia menambahkan bahwa kegiatan budaya di destinasi wisata tidak hanya menjadi sarana pelestarian, tetapi juga menarik minat wisatawan agar tinggal lebih lama.
“Kami mulai mencoba di sini dan tempat-tempat lain seperti di Desa Sembungan, di mana sudah dibangun amphitheater. Harapannya ke depan akan ada event mingguan agar wisatawan bisa tinggal lebih lama, tidak hanya datang dan langsung pulang,” ujarnya lagi.
Selain itu, pengembangan wilayah timur Wonosobo juga menjadi perhatian, termasuk pembangunan Desa Budaya Bundengan di Dusun Ngabean, Maduretno, serta persiapan pelatihan manajemen event bersertifikasi nasional untuk sanggar dan pelaku seni.
Baca Juga: Pemkab Wonosobo Optimistis Kampung KB Candimulyo Maju ke Tingkat Nasional
Agus juga menyinggung pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian geosite, pendidikan, dan pariwisata berkelanjutan, sejalan dengan status Dieng sebagai bagian dari Geopark Nasional.
Dengan pengembangan destinasi yang merata dan jalur akses yang diperbaiki, Pemkab Wonosobo berharap wisatawan dapat menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan menyeluruh di kawasan Dieng dan sekitarnya.