Sebuah tugu unik berbentuk patung biawak yang berdiri di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang–Secang, tepatnya di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mendadak menjadi buah bibir.
Bukan karena ukurannya yang monumental, melainkan karena desainnya yang begitu realistis hingga membuat banyak orang mengira hewan tersebut benar-benar hidup.
Tugu yang dinamai Tugu Krasak Menyawak ini terletak tak jauh dari Jembatan Krasak, yang dahulu dikenal sebagai Jembatan Biawak karena daerah tersebut memang pernah menjadi habitat alami satwa reptil tersebut.
Keberadaan patung itu dianggap bukan sekadar penanda jalan, tetapi juga simbol ikatan warga dengan alam yang telah menyatu sejak lama.
Yang membuatnya semakin viral adalah fakta bahwa patung setinggi sekitar 7 meter dengan lebar 4 meter ini dibangun dengan biaya yang terbilang kecil untuk ukuran proyek publik, yakni sekitar Rp50 juta.
Baca Juga: DPRD Jateng Dukung Barisan Hok-Ya Hidupkan UMKM dan Seni Tradisi
Dana tersebut, menurut Kepala Desa Krasak, Supinah, bukan berasal dari APBD, melainkan dari CSR serta swadaya masyarakat yang dilakukan secara gotong royong.
“Anggarannya berasal dari dana CSR dan juga swadaya masyarakat. Warga ikut serta dalam bentuk gotong royong dan menyediakan konsumsi selama pembangunan,” kata Supinah dikutip dari mercusuar.co.
Seniman lokal bernama Arianto, yang menjadi sosok di balik kemegahan patung itu, mengungkapkan bahwa ia mengerjakan karya tersebut dengan hati dan ketelitian.
Menurutnya, keberhasilan menciptakan bentuk yang menyerupai biawak asli adalah buah dari pemahaman mendalam terhadap anatomi hewan itu, serta kesabaran dalam merinci setiap lekuk tubuhnya.
“Saya hanya berusaha menghadirkan kembali sosok yang memang pernah menjadi bagian dari kehidupan warga. Saat saya memahat, yang terbayang bukan sekadar bentuk, tapi bagaimana satwa ini dulu sering terlihat di sekitar jembatan,” ujar Arianto dikutip dari detik.com.
Tugu ini bahkan dianggap jauh lebih menarik dari segi estetika dibandingkan beberapa tugu lain yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah.
Sebagai perbandingan, Tugu Gajah di Gresik diketahui menelan dana hingga Rp1 miliar, Tugu Pesut di Kalimantan Timur mencapai Rp1,1 miliar, sementara Tugu Penyu di Sukabumi disebut-sebut menghabiskan dana hingga Rp15 miliar, padahal kualitas visualnya dianggap masih kalah dari Tugu Biawak di Wonosobo.
Baca Juga: 312 Warga Wonosobo Terima BLT DBHCHT Tahap I Tahun 2025
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, turut memberikan apresiasinya.
Ia menyampaikan bahwa pembangunan tugu ini sepenuhnya merupakan inisiatif masyarakat dan pemuda Karang Taruna.
Pemerintah daerah sendiri tidak mengalokasikan dana dari APBD untuk proyek tersebut, melainkan hanya mendukung melalui fasilitasi dan pelibatan BUMD sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
“Karya ini muncul dari semangat kolektif masyarakat. Hasilnya sangat membanggakan dan menjadi contoh bagaimana kreativitas lokal bisa melahirkan ikon desa dengan anggaran yang efisien,” jelas Afif dikutip dari mercusuar.co.
Ahmad Gunawan Wibisono, Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, juga mengungkapkan bahwa ide membangun tugu tersebut berawal dari keinginan untuk mengabadikan identitas lokal yang selama ini nyaris terlupakan.
Di bawah jembatan Krasak yang tak jauh dari lokasi tugu, biawak masih dapat dijumpai hingga kini.
Kini, keberadaan Tugu Krasak Menyawak bukan hanya menjadi titik penanda geografis, tetapi juga destinasi foto yang ramai dikunjungi serta simbol semangat gotong royong.
Banyak warganet yang mengunggah foto dan video tugu ini di media sosial, menyebutnya sebagai patung yang “membuat kaget tapi keren”.
Baca Juga: Pemkab Wonosobo Dukung Investor Bangun Mall dan Hotel di Kalianget
Seorang tokoh masyarakat Desa Krasak menyampaikan harapannya agar tugu ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain.
“Semoga Tugu Biawak ini bisa menjadi kebanggaan warga dan menginspirasi desa lain untuk berkarya secara mandiri, tanpa harus bergantung pada anggaran besar,” ujarnya dikutip dari mercusuar.co.
Dengan sentuhan seni yang kuat, narasi sejarah, dan semangat kebersamaan, patung biawak yang berdiri diam di pinggir jalan ini berhasil menjadi ikon baru Wonosobo, sebuah bukti bahwa ide sederhana bisa menghasilkan dampak yang luar biasa.