Sebanyak 36 biksu thudong akhirnya tiba di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, setelah menempuh perjalanan panjang dari Thailand.
Kedatangan mereka disambut dengan hangat Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar serta Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Sabtu (10/5/2025).
Rombongan para bhikkhu memasuki kawasan Candi Borobudur melalui Pintu Kalpataru sekitar pukul 16.25 WIB.
Mereka berjalan perlahan menyusuri Marga Utama, disambut umat Buddha yang menaburkan bunga di jalan dan menyambut mereka dengan penuh hormat.
Irene Umar turut memberikan bunga sedap malam sebagai bentuk penghormatan dan penyambutan.
“Dalam rangka menyambut para bhante yang sudah jalan, namanya thudong. Jadi, bagi teman-teman yang nggak tahu, bhante jalan dari Thailand untuk menuju ke sini (Candi Borobudur),” ujar Irene dikutip dari detik.com.
Baca Juga: Waisak di Borobudur Akan Tampilkan 2569 Lampion dan Drone Show
Irene menambahkan bahwa momen ini menggambarkan betapa pentingnya Candi Borobudur sebagai pusat spiritual umat Buddha dunia.
“Hari ini kita ada di sini untuk menyambut mereka. Ini menunjukkan juga sih berapa pentingnya Candi Borobudur bagi para umat Buddha di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Bhante saja jalan antarlintas negara supaya bisa nyampai di sini pas di hari Waisak untuk menunaikan ibadah,” lanjutnya.
Sekitar pukul 16.47 WIB, para biksu mulai menaiki struktur bangunan Candi Borobudur untuk melaksanakan doa di puncak.
Mereka sempat berfoto bersama di tangga naik candi.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 16.52 WIB, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang mengenakan pakaian adat Surakarta Hadiningrat turut bergabung dan ikut naik ke atas.
“Alhamdulillah sampai sini (Candi Borobudur) selamat. Memastikan prosesi Waisak berjalan dengan lancar,” kata Giring Ganesha.
Menurutnya, Candi Borobudur memiliki makna yang jauh melampaui fungsi pariwisata.
“Borobudur sudah menjadi warisan dunia, cagar budaya nasional. Borobudur tidak hanya menjadi tempat pariwisata, tapi lebih dari itu. Tempat research, tempat diplomasi budaya, dan yang paling penting tempat keagamaan. Borobudur selalu terbuka untuk saudara-saudara kita (umat Buddha) untuk berdoa, beribadah. Apalagi ini menjelang Waisak,” jelasnya.
Giring menegaskan bahwa kehadirannya di Candi Borobudur bertujuan untuk memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan spiritual dalam rangka perayaan Waisak.
“Nanti Pak Menteri (yang hadir saat detik-detik Waisak). Kalau saya memastikan semuanya, Pak Menteri yang akan hadir,” tuturnya.
Baca Juga: Sejarah Waisak di Candi Borobudur, Dari Dinasti Syailendra-Sekarang
Sementara itu, Ketua Umum Panitia Internasional Thudong, Welly Widadi, mengonfirmasi jumlah biksu yang tiba di Borobudur.
“Ada 36 sesuai dengan waktu awal kita jalankan dari Bangkok. Tiga hari yang lalu, 2 biksu thudong telah bergabung,” ucap Welly.
Ia menjelaskan bahwa Candi Borobudur memang menjadi titik akhir perjalanan spiritual para biksu thudong.
“Karena puncak spiritual tertinggi ada di Candi Agung Borobudur. Jadi, para biksu pun merasa bahwa ini puncak Borobudur adalah daerah yang sangat istimewa,” tegasnya.
Kedatangan para biksu ini menjadi simbol kuat persaudaraan dan kekuatan spiritual lintas negara dalam menyambut Hari Raya Waisak 2569 BE yang akan segera berlangsung di Candi Borobudur.