Dandan Kali, yang juga dikenal dengan sebutan “becekan” adalah sebuah ritual adat yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ritual ini merupakan tradisi masyarakat Jawa yang dijalankan sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya meminta berkah hujan yang dapat memberikan kesuburan bagi tanah pertanian di wilayah itu.
Upacara ini dilaksanakan di sekitar kawasan Lereng Gunung Merapi, tepatnya di beberapa dusun, antara lain Dusun Kepuh, Dusun Manggong, dan Dusun Pagerjuang, yang terletak di Desa Kepuharjo.
Asal-Usul Upacara Dandan Kali
Melansir dari kebudayaan.slemankab.go.id, istilah “Dandan Kali” berasal dari kata “dandan” yang berarti merias atau menghias, dan “kali” yang berarti sungai dalam bahasa Jawa.
Upacara ini dilaksanakan di kawasan aliran sungai yang berada di Lereng Gunung Merapi dan Sungai Gendol, serta beberapa sungai di sekitarnya seperti Sungai Kretek dan Sungai Kebeng.
Konon, upacara ini dimulai ketika Desa Kepuharjo mengalami kemarau panjang yang berlangsung hingga delapan bulan.
Sebagai upaya untuk meminta hujan, masyarakat desa melaksanakan ritual dengan membawa sesajen dan menyembelih kambing di Sungai Gendol. Tidak lama setelah itu, hujan lebat pun turun, yang membawa kesuburan bagi desa.
Peraturan Upacara Dandan Kali
Dilansir dari budaya-indonesia.org, upacara Dandan Kali memiliki aturan dan tata cara yang telah dijalankan masyarakat Desa Kepuharjo secara turun-temurun.
Salah satu aturan yang unik adalah bahwa hanya laki-laki yang diperbolehkan mengikuti prosesi ini, sementara perempuan tidak diperkenankan untuk ikut.
Namun, perempuan tetap terlibat dalam persiapan upacara, seperti membuat nasi tumpeng dan sesajen lainnya. Peserta laki-laki harus membawa sesajen yang telah dipersiapkan sebelumnya serta seekor kambing jantan jenis Kambing Jawa.
Kambing ini harus disembelih dalam prosesi upacara sebagai simbol dari tiga dusun di desa itu.
Tujuan Upacara Dandan Kali
Tujuan utama dari upacara Dandan Kali adalah untuk memohon berkah, khususnya agar turun hujan yang dapat membawa kesuburan bagi tanah pertanian.
Upacara ini juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diterima.
Masyarakat Desa Kepuharjo percaya bahwa upacara ini dapat menjaga keselamatan mereka, baik dalam pekerjaan sehari-hari, seperti bertani, maupun dalam kehidupan sosial mereka.
Selain itu, upacara ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada arwah leluhur yang dianggap telah melindungi mereka selama ini.
Prosesi Upacara
Upacara Dandan Kali dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yakni pada Hari Jumat Kliwon pagi hari, biasanya dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Prosesinya dimulai dengan pembakaran kemenyan di belik yang dianggap keramat, diikuti dengan tirakatan (doa-doa) kepada leluhur.
Selanjutnya, dilaksanakan kenduri atau makan bersama di rumah Kepala Dusun. Setelah itu, prosesi penyembelihan kambing dimulai, diikuti dengan masak-memasak daging kambing untuk dihidangkan kepada warga.
Gulai kambing atau “becekan” menjadi hidangan utama yang disajikan dalam upacara ini.
Masyarakat Desa Kepuharjo percaya bahwa doa-doa yang dipanjatkan selama prosesi ini akan dikabulkan Tuhan, dan jika upacara ini tidak dilakukan, maka malapetaka atau bencana akan menimpa desa mereka.
Karena itu, meskipun sudah menjadi tradisi yang telah berlangsung lama, Dandan Kali tetap dilestarikan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan untuk menjaga kesejahteraan serta keselamatan masyarakat. (Dari berbagai sumber)