Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, di sela-sela pelaksanaan Festival Film Cannes 2025.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat kerja sama kebudayaan antara Indonesia dan Prancis, khususnya menjelang kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron ke Jakarta pada akhir Mei.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Sabtu, 17 Mei 2025, Fadli Zon memperkenalkan Kementerian Kebudayaan yang kini menjadi entitas tersendiri di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menjelaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya bertugas melindungi, mengembangkan, serta memajukan kebudayaan sebagai pilar utama pembangunan nasional Indonesia.
Baca Juga: Fadli Zon Tegaskan Serangan di Gaza Adalah Genosida Budaya
Fadli menyebut bahwa salah satu fokus pembahasan dengan Menteri Rachida adalah penguatan ekosistem perfilman.
Hal ini sejalan dengan keinginan Indonesia untuk menjalin kolaborasi lebih erat dengan Centre National du Cinéma et de l’image animée (CNC), lembaga perfilman nasional Prancis.
“Saya dan Menteri Rachida berdiskusi tentang kerja sama di bidang kebudayaan yang akan menjadi fokus utama dalam kunjungan kenegaraan Presiden Macron ke Jakarta akhir Mei ini. Kami sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam membangun ekosistem seni, perfilman, pengelolaan museum, pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya, termasuk pengembangan SDM kebudayaan,” ungkap Fadli Zon dalam keterangan tertulis.
Ia juga menyampaikan bahwa kedua pihak tengah mempersiapkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) bidang kebudayaan, yang akan menjadi dasar hukum kerja sama budaya antara kedua negara.
MoU ini mencakup sektor museum, industri budaya kreatif, pelatihan dan pendidikan seni, program residensi seniman, serta pertukaran kebudayaan yang bersifat bilateral.
Selain membahas kebijakan kebudayaan, Fadli turut memaparkan pencapaian Indonesia di dunia perfilman internasional.
Ia menyoroti film Renoir, hasil kolaborasi Indonesia dengan Jepang, Prancis, Singapura, dan Filipina, yang berhasil masuk kompetisi utama di Festival Film Cannes tahun ini.
Tak hanya itu, film animasi Jumbo produksi sineas Indonesia juga mendapat sambutan luar biasa dengan capaian lebih dari 10 juta penonton secara global.
“Prestasi ini menunjukkan bahwa film Indonesia bukan hanya berdaya saing, tetapi juga mampu menjadi wajah kebudayaan kita di mata dunia. Pemerintah mendukung penuh penciptaan ekosistem perfilman yang tangguh melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk skema kemitraan pemerintah-swasta (PPP),” ujar Fadli.
Pertemuan ini sekaligus menjadi sinyal penting bahwa sektor budaya kini menjadi salah satu titik strategis dalam diplomasi Indonesia-Prancis.
Industri kreatif, termasuk perfilman, dinilai menjadi bidang yang menjanjikan dalam hubungan bilateral kedua negara yang tahun ini menandai 75 tahun kerja sama diplomatik.
Fadli berharap kerja sama seperti Indonesia-France Film Lab dapat terus diperluas.
Program hasil kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan RI dan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta ini telah memberi ruang pengembangan bagi para sineas muda dari kedua negara.
“Kehadiran Indonesia di Cannes merupakan bagian dari strategi diplomasi budaya. Film bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana menyampaikan nilai, identitas, dan wajah modern budaya Nusantara kepada dunia internasional,” tegas Fadli Zon.
Baca Juga: Fadli Zon Tunjuk 3 Sejarawan Garap Kerangka Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Dalam lawatan ini, Fadli didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra, serta Staf Ahli Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan Masyithoh Annisa Ramadhani Alkitri.
Turut hadir pula para sineas terkemuka Indonesia seperti Yulia Evina Bhara, Garin Nugroho, Angga Dwimas Sasongko, Christine Hakim, Reza Rahadian, Chelsea Islan, dan Razka Robby Ertanto.